MEDU-ONLINE | Nama Gubenur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menempati posisi teratas dari akumulasi survei dengan skema 10 nama, 5 nama hingga mengerucut menjadi 3 nama capres 2024 pilihan publik.
Hal itu terpotret dalam rilis survei Indonesia Political Opinion (IPO) bertajuk “Dinamika Isu Sosial Kemasyarakatan dan Konstelasi Politik 2024” pada Sabtu (26/2).
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengurai bahwa ketika publik disuguhkan pertanyaan “Jika hari ini dilaksanakan Pemilihan Presiden, dari nama-nama berikut ini siapa yang akan Bapak/Ibu pilih?” untuk skema 10 nama, Anies Baswedan menempati posisi kedua setelah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
“Skema 10 nama Prabowo Subianto 23.7 persen, Anies Baswedan 19.4 persen, Ganjar Pranowo 16.3 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 8.1 persen, Ridwan Kamil 4.6 persen,” kata Dedi Kurnia dalam keterangannya.
Kemudian disusul Meneg BUMN Erick Tohir 1.8 persen, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan 1.3 persen, Ketua DPR RI Puan Maharani 1.1 persen, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto 0.9 persen dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 0.6 persen.
Namun, kata Dedi Kurnia, saat publik disuguhkan skema lima nama capres 2024, nama Anies Baswedan menempati urutan pertama dengan 24,6 persen. Disusul Prabowo Subianto 23,9 persen, Ganjar Pranowo 19,2 persen, AHY 19,2 persen dan Ridwan Kamil 5,1 persen.
Selanjutnya, untuk skema 3 nama, Aneis Baswedan kembali menempati posisi puncak dengan 33,2 persen, disusul Prabowo 31,3 persen dan Ganjar Pranowo 27,5 persen.
“Prabowo dari sisi popularitas memang yang tertinggi, tetapi dalam hal elektabilitas ia masih cukup goyah. Sehingga ketika disodorkan nama lain, Prabowo kehilangan suara, dan Anies Baswedan menjadi penampung suara ketika keyakinan publik pada tokoh senior itu mulai pupus,” tutur Pengamat Politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Selain itu, masih kata Dedi Kurnia, yang menonjol dari Prabowo adalah tingginya tingkat ketidaksukaan. Sehingga, dalam hitungan IPO ada sekira 17 persen yang mengetahui Prabowo merupakan kelompok yang sudah memastikan diri tidak akan memilihnya.
“Inilah masalah besar Prabowo, punya kelompok anti yang sedemikian loyal,” tandasnya.
Survei IPO digelar pada medio 15-22 Februari 2022 melalui sambungan telepon kepada 1220 responden yang dipilih secara acak di 34 provinsi di Indonesia.
Survei IPO ini menggunakan metode multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat dengan margin of error 2.90 persen, dan tingkat akurasi data 95 persen. (*)