Masamba — Sudah selayaknya profesi penyuluh pertanian (PPL) disejajarkan dengan profesi guru dan medis, profesi yang mengedepankan pengabdian ketimbang pamrih, yang di dalamnya ada cita-cita etis kemasyarakatan. Pengabdian tanpa batas sangat melekat di tubuh seorang PPL. Tak peduli pagi, siang dan malam. Tak menghiraukan cuaca panas atau hujan, yang namanya pengabdian untuk petani, semua dilakukan dengan ikhlas, semata-mata demi kesejahteraan petani.
Pembuktian abdi tanpa batas ditunjukkan Muhammad Fadly, PPL Takkalala Malangke. Foto-fotonya yang disebar rekan seprofesinya melalui grup whatssApp Perhiptani mendapat respon positif yang luar biasa dari rekan-rekannya yang lain. “Luar biasa pejuang swasembada pangan kita,” tulis Samri PPL Kecamatan Rongkong mengomentari dua buah foto Fadly yang lagi membonceng anaknya dengan menggunakan tas gendong.
PPL Kecamatan Mappedeceng, Andi Pallawarukka, juga menulis hal senada. “Mantap tawwa opu. Suami siaga. Dua minggu isteri Diklat Ahli di Batangkaluku Gowa.” Komentar bernada pujian juga ditulis PPL Mappedeceng lainnya, Pahmawati. “Mantap opunya Daffa. Sukses selalu sebagai penyuluh pertanian.”
Seperti diketahui, isteri Fadly yang juga seorang PPL tengah mengikuti Diklat Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli di Batangkaluku Gowa kurang lebih selama 2 – 3minggu. Tugas sebagai ayah sekaligus ibu sepenuhnya diemban Fadly. Meski demikian, tugasnya sebagai PPL pun tetap jalan dengan membawa anaknya berkeliling mengunjungi petani di wilayah binaannya (Lukman Hamarong)