Pengamat ini Prediksi Pilwalkot Palopo ‘Head to Head’

PALOPO — Semakin hangat saja perbincangan warga kota Palopo di warung-warung kopi terkait perjalanan tahapan Pilkada yang semakin mendekati masa-masa injury time terkait perburuan partai politik (parpol).

Yanti Bakri, pengamat politik, yang juga salah satu tokoh perempuan Kota Palopo ikut memprediksi jika kontestasi Pemilihan Walikota  Palopo 2018 kemungkinan besar head to head.

Bacaan Lainnya

Ketua DPC PAN Wara Utara itu dengan lugas mengatakan, “Kalau benar calon petahana sudah mengantongi rekomendasi 8 parpol yang setara dengan 18 kursi dan hanya menyisakan 3 parpol bagi lawannya, yakni PAN, Gerindra dan Hanura dengan total 7 kursi, maka bisa dipastikan akan terjadi head to head dengan catatan, jalur perseorangan misalnya gugur karena tidak mencukupi dukungan E-KTP,” ujarnya Sabtu 2/12.

Menurut Yanti, jika melihat arah dari 3 parpol yang tersisa ini, yang sementara membangun komunikasi ke arah koalisi adalah PAN-Gerindra dengan pasangan calon Basiruddin -Mustahir Sidu, jadi kemungkinan besar yang bakal maju di Pilwalkot, jika head to head adalah Pasangan BARU versus JUARA, prediksinya.

Calon-calon lain, kata dia, belum berani secara terbuka dan transparan memperlihatkan progress hasil perburuannya, sementara waktu terus berjalan.

“Bisa jadi, mereka (figur lain) juga sudah mendapat lampu hijau, tapi statusnya masih tergantung alias belum jelas, makanya kayak bang Thoyib nggak pulang-pulang,” ucap Yanti berseloroh.

BACA JUGA: Tepis Isu, PKB Serahkan Rekomendasi Malam Hari 

Sementara itu harapan dan kritikan terkait kasak kusuk di Pilkada Palopo juga datang dari tokoh pemuda dan aktivis.

Sumardi Matsun, Koordinator Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Luwu Raya berharap Pilkada Palopo berjalan dengan mengedepankan etika, tidak sekedar memburu kekuasaan tetapi cara-cara yang digunakan menyalahi aturan, money politics misalnya.

“Ini saya lihat, para kandidat belum apa-apa sudah jor-joran harga kursilah, mahar partailah, yang semuanya berindikasi pada rawannya tindak pidana korupsi, harusnya mereka lebih beretika, lebih memperkenalkan program calon yang diusung ketimbang hal lain yang tidak mencermikan pada pendidikan politik rakyat,” ucap Sumardi.

Senada, pengamat Darmawan S.Ap atau Joe sapaan akrabnya, mengatakan, para calon dan tim pemenangannya, hendaknya lebih aktif bersosialisasi pada tataran program kerja kandidat daripada ngerumpi soal kursi yang tidak ada untungnya diketahui masyarakat calon pemilih.

Ia tambahkan, “Siapapun yang akan memenangkan Pilwalkot 2018, saya berharap agar pemimpin lebih memprioritaskan kaum miskin kota dalam merumuskan sebuah program. Bukan rumusan program yang hanya untuk segelintir elit di pusaran kekuasaan saja,” tandas tokoh pemuda, mantan aktivis mahasiswa ini.(*)

BACA JUGA: VIDEO: Harla Ratda Bilang Akta Yayasan LangkanaE Sudah Sah Menurut Hukum

 

Pos terkait