MEDIA DUTA, PALOPO – Permainan Katto-katto kembali eksis di Kota Palopo, setelah belasan tahun tenggelam.
Permainan yang berasal dari Amerika ini, mulai digemari oleh kalangan bocil atau anak-anak di Kota Palopo.
“Mulai mi lagi katto-katto eksis di Palopo,” kata Akbar salah satu warga di Kecamatan Wara Palopo, Selasa (8/11/2022).
Akbar menyebut permainan kembali eksis kurang lebih dua pekan terakhir. Bahkan suaranya yang nyaring hampir terdengar di setiap sudut di Kota Palopo.
“Sudah ada dua minggu ini anak-anak mulai ramai main Katto-katto,” ucapnya.
Tak hanya di Kota Palopo, permainan yang terbuat dari dua buah bola kecil ini, juga hits di Kota Makassar.
Di Makassar, petugas kepolisian bahkan akan melakukan sosialisasi mengingatkan tentang potensi bahaya bermain katto-katto apabila tidak berhati-hati. Sekaligus potensi gesekan sosial yang bisa terjadi akibat suara yang dihasilkan oleh katto-katto.
Katto/katto atau Latto-latto atau clackers juga dikenal sebagai Clankers, Ker-Bangers, dan banyak nama lainnya adalah mainan yang mulai populer di akhir 1960-an dan awal 1970-an.
Pada tahun 1968, model bola kaca tempered muncul yang pada akhirnya akan pecah, mengirimkan pecahan kaca ke wajah pengguna dan siapa pun di dekatnya.
Pada awal 1970-an, pabrikan mengubahnya menjadi bola plastik yang tergantung pada setiap tali. Ketika mereka diayunkan ke atas dan ke bawah, membenturkan satu sama lain dengan banyak kekuatan, mereka membuat suara “klak” yang keras.
Clackers memiliki penampilan yang mirip dengan bolas , orang Argentinasenjata. Mereka dibentuk dari dua bola padat polimer, masing-masing berdiameter sekitar 2 inci (5 cm), melekat pada tab jari dengan tali yang kokoh.
Pemain memegang tab dengan bola tergantung di bawah dan melalui gerakan tangan ke atas dan ke bawah membuat kedua bola berayun terpisah dan mundur bersama-sama, membuat suara klak yang memberi nama mainan itu.
Dengan latihan seseorang dapat mengayunkan bola sehingga keduanya saling bertubrukan baik di atas maupun di bawah tangan. (*)