MEDU-ONLINE | Suasana panas bahkan nyaris terjadi adu jotos saat Rapat Dengar Pendapat (RDP), Senin (10/8), yang menghadirkan pihak pembawa aspirasi yakni warga korban banjir bandang Luwu Utara dan pihak pemerintah daerah di ruang musyawarah DPRD Lutra, ditanggapi secara hati-hati oleh kubu pasangan Arsyad Kasmar-Andi Sukma (AKAS).
Menurut Jubir Resmi Tim AKAS, Ela Pratiwi, insiden tersebut sebenarnya tak perlu terjadi jika semua pihak mampu mengendalikan emosi dan mencurahkan perhatiannya fokus pada masalah penanganan terpadu pascabencana banjir.
Ia juga menyebut, AKAS tak akan masuk pada wilayah institusi pihak manapun, meski dalam suasana menuju Suksesi kepemimpinan di Lutra. Namun, AKAS juga sangat menyayangkan tindakan oknum anggota DPRD yang ikut menggebrak meja di hadapan demonstran yang juga korban banjir.
“Kami tak bisa mencampuri domain institusi lain. AKAS saat ini lebih memikirkan bagaimana solusi atas masalah pascabencana itu kami bisa ikut terlibat dan membantu rakyat, tanpa perlu kami publikasi ke media secara terbuka, yang jelas kami merasa prihatin atas insiden itu,” ucap Jubir.
Ela melanjutkan, “AKAS, meskipun menjadi salah satu bakal calon kontestan di Pilkada 2020 ini, namun kami tak berhenti ikut bergerak membantu rakyat, cuma posisi kami berada di luar pemerintahan, jadi gerak langkah kami membantu masyarakat terdampak akan sangat terbatas, tak bisa selalu dibanding-bandingkan antara AKAS dan dua Pesaing kita lainnya di Pilkada Lutra. Posisi AKAS penantang terhadap dua Petahana,” imbuhnya.
“Tetapi percayalah, meski kami di luar struktur pemerintah, yang tidak punya jaringan dan lembaga secara formal seperti layaknya Birokrasi, tapi AKAS siap dan terus bergerak membantu masyarakat, kami tak usah sebut bentuknya, biar masyarakat di lapangan yang menilainya sendiri.”
“Cara kami menyembuhkan luka tanpa harus membuat luka baru, dan sesama kita Wija Bumi Lamaranginang hendaknya kita saling rangkul dan saling pikul, bukan saling pukul,” kuncinya. (*)