MAKASSAR— Pernyataan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang ogah menjadi juru kampanye atau jurkam pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) direspons secara tegas oleh NH. Ketua Koordinator Bidang Pratama DPP Golkar itu menyatakan tidak juga membutuhkan SYL menjadi jurkam. Toh, banyak tokoh berpengaruh yang siap menjadi jurkam pasangan nasionalis-religius tersebut.
Masuknya SYL dalam nominasi jurkam hanya karena statusnya selaku pengurus DPP Golkar. NH-Aziz sendiri tidak pernah meminta secara khusus karena memang tidak begitu membutuhkan. Olehnya itu, NH sepenuhnya menyerahkan kepada Golkar mengenai status SYL. Ditegaskannya, NH-Aziz telah memiliki tim pemenangan yang solid dan terstruktur sehingga sejatinya tidak bergantung pada seseorang.
“Kalau SYL menolak, saya juga tidak butuh. Mungkin, kalau partai butuh karena SYL itu anggota Golkar. Tapi, kalau NH-Aziz tidak butuh. Persoalan nanti bagaimana (tempat SYL), itu urusan partai. Saya sebagai calon kan sudah punya tim,” tegas NH, di sela Rapat Pleno Terbuka Pengundian, Penarikan dan Pencabutan Nomor Urut di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Selasa, 13 Februari
Gubernur Syahrul sebelumnya telah menyampaikan beberapa alasannya ogah menjadi juru kampanye NH-Aziz dengan beberapa alasan. Ketua Bidang Kerawanan Sosial DPP Golkar itu mengklaim telah meminta persetujuan Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum DPP Golkar.
“Saya tidak mau jadi jurkam. Saya masih mau tarik napas sedikit untuk rakyat, saya tentu tidak mau ikut dulu seperti itu. Saya fokus untuk rakyat,” ujar SYL, beberapa waktu lalu.
Gubernur Syahrul diketahui cukup dilematis menghadapi Pilgub Sulsel 2018. Dia dihadapkan pada loyalitasnya terhadap partai, saudara atau sahabat. Selaku kader dan pengurus Golkar, SYL dituntut memenangkan NH-Aziz. Padahal, adik kandungnya, Ichsan Yasin Limpo ikut bertarung menggandeng Bupati Luwu, Andi Mudzakkar. Begitu pula dengan sahabatnya, Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang yang berpasangan dengan Tanribali Lamo.(*)