PALOPO — Kasus akun WhatsApp milik pejabat yang diretas jumlahnya meningkat belakangan ini. Rata-rata pelaku melakukan aksi penipuan terhadap akun yang dibajak tadi dengan tujuan untuk mengeruk keuntungan materi.
Teranyar, pihak Intel Kodam XIV Hasanuddin mengendus terduga pelaku menjalankan aksinya dari titik koordinat di wilayah kota Palopo.
Jumlah para peretas akun WA pejabat itu diperkirakan ada tiga orang.
Lewat rilisnya, Kepala Penerangan Kodam XIV Hasanuddin, Kol Alamsyah Sabtu (8/12) mengatakan jika terduga pelaku berinisial Ig berstatus mahasiswa telah ditahan, sementara dua pelaku lainnya – rekan Ig, sudah lebih dulu diamankan yakni Al dan As.
Ketiganya ditengarai melakukan aksi pembajakan sejumlah akun WA pejabat.
Hanya saja Kapendam XIV Hasanuddin masih enggan membuka jaringan terorganisir ini yang konon tidak saja di Palopo tetapi di seluruh Indonesia untuk maksud-maksud tertentu.
Kol Alamsyah menyebutkan pihaknya masih mendalami masalah ini dan terus melakukan penyelidikan secara tertutup.
“Saat ini kami berhasil mendeteki jaringan yang dipakai oleh para pelaku, induknya juga telah terpantau, semua masih dalam pengembangan,” ucap Kapendam.
Lanjut Alamsyah, jaringan ini bekerja dengan rapi dan menggunakan alat IT yang tergolong canggih. Dalam waktu dekat, kata dia, akan segera diungkap, modus dan pelakunya, mereka dikendalikan oleh operator, semua masih pengembangan, belum bisa kami buka sekarang,” pungkasnya.
Apa yang diungkap oleh Kapendam XIV Hasanuddin sama persis dengan yang disampaikan sebelumnya oleh Dandim 1403/Sawerigading, Letkol Inf M Imasfy, saat dikonfirmasi, Sabtu 8 Desember 2018.
Imasfy mengatakan, akun WhatsApp pejabat TNI yang dibajak rata-rata dari Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, dan sejumlah daerah lainnya.
Kata Imasfy, aksi penipuan mengatasnamakan pejabat TNI melalui akun WhatsApp yang dibajak itu sudah berlangsung cukup lama, sekitar dua bulan. Tidak sekedar membajak, terduga pelaku bahkan nekad meminta uang dari para korbannya hingga puluhan juta rupiah.
“Mereka itu modusnya minta ditransferkan uang dengan dalih untuk bantuan karena mendapat musibah, mulai dari aksi pinjam uang, sampai minta diisikan pulsa dengan mengatasnamakan pejabat TNI di Kalimantan, Jakarta, Sulawesi dan daerah lainnya, maka berita tempo hari harus diluruskan bahwa tiga orang yang mendatangi rumah terduga pelaku sebenarnya adalah Intel Kodam yang sedang bertugas dalam pengembangan kasus ini,” terang Dandim 1403/Swg.
Karena mereka (para pelaku) sudah membuat resah dan bukan hanya itu, malah menjelek-jelekkan institusi TNI, makanya dilakukan operasi intelijen oleh tim gabungan Intel Kodam dan tim Cyber agar kasus ini bisa segera diungkap, tandasnya.(Ist/**)