MEDU.ONLINE – Ribuan massa gabungan pemuda pelajar mahasiswa lintas organisasi se Kota Palopo menyuarakan penolakan atas Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja usulan pemerintah yang disahkan oleh DPR RI.
Ribuan massa itu tergabung dalam Aliansi Peduli Indonesia (API) Kota Palopo. Mereka menggelar aksi demonstrasi di perempatan jalan Andi Djemma, dekat kantor walikota Palopo, Rabu (7/10) sejak pukul 15.30 Wita.
Dalam aksinya salah satu orator, Didit Prananda menyebut UU Omnibus Law mencederai hati nurani rakyat karena dibuat semena-mena serta mengesampingkan hak-hak pekerja kelas bawah (buruh), lingkungan hidup dan lainnya yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
“Matinya akal sehat DPR RI yang lebih membela kepentingan pengusaha dan pihak asing adalah indikasi negara semakin menjauh dari tugasnya melindungi rakyatnya sendiri, kaum buruh dan pekerja. Pemerintah dan DPR RI harus bertanggungjawab, kami menyampaikan mosi tidak percaya, UU itu harus dibatalkan,” tegas Didit.
Jenderal Lapangan, Muhaimin Ilyas dalam selebaran yang dibagikan menyebut, Omnibus Law adalah alat perampas hak dan ruang hidup bagi masyarakat. Tujuan daripada pengesahan UU sapu jagat ini adalah melegitimasi kekuasaan, melindungi serta memberi keleluasaan oligarki untuk mengeksploitasi secara brutal segala sumber kekayaan yang ada pada negara.
Aksi ribuan orang pemuda pelajar dan mahasiswa ini praktis membuat jalan poros Trans Sulawesi lumpuh total. Mereka selain membakar ban juga menutup sebagian jalan sehingga akses jalan nasional itu tak bisa dilalui kendaraan.
Sementara itu, di Jakarta, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berencana menggelar demonstrasi besar-besaran pada Kamis (8/10) besok.
Mereka akan menyuarakan penolakan RUU Omnibus Law Cipta Kerja usulan pemerintah yang baru saja disahkan DPR.
“Rencananya tanggal 8 untuk aksi nasional,” ungkap Koordinator Media Aliansi BEM SI Rizky Ramadhany, Selasa (6/10) kemarin, yang dilihat Koran Seruya di CNN Indonesia.
Rizky mengaku belum menentukan lokasi demonstrasi nanti. Ia hanya mengatakan bahwa aksi unjuk rasa bakal melibatkan mahasiswa dalam jumlah besar. “Untuk aksi nasional itu umumnya banyak datang berpartisipasi, apalagi dengan urgensi yang ada saat ini. Untuk BEM SI sendiri setiap aksi mengajak seluruh mahasiswa PTN dan PTS yang masuk ke dalam BEM,” jelasnya.
Ia mengatakan mahasiswa bakal menyuarakan penolakan UU Cipta Kerja yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. Slogan mosi tidak percaya juga akan disuarakan kepada pemerintah dan DPR.
“Secara keseluruhan, melakukan penolakan atas UU Cipta Kerja, dengan mosi tidak percaya dan ketidakberpihakan pemerintah terhadap rakyat Indonesia,” lanjutnya.
Penolakan tidak hanya datang dari kelompok mahasiswa, tetapi juga dari kalangan buruh. Sejumlah serikat buruh sudah sejak jauh hari menolak dan akan menggelar mogok nasional.
DPR sendiri mempercepat proses pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi hari Senin (5/10). Menurut fraksi Demokrat yang menolak RUU tersebut, rapat paripurna pada Senin lalu itu digelar mendadak.(*)