Siapa Denny JA, Konsultan Politik Petahana Judas Amir?

PALOPO — Dalam perhelatan pemilihan walikota Palopo 2018, calon petahana HM Judas Amir dikabarkan menggandeng konsultan politik LSI Denny JA untuk menentukan bakal calon wakil walikota alias pendampingnya. Hal ini disampaikan jubir JA, Astamanga Azis, lewat rilis yang diterima redaksi, Kamis 19/10.

Siapakah Denny JA dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) miliknya?

Bacaan Lainnya

Denny Januar Ali, atau nama populernya: Denny JA lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 4 Januari 1963 adalah intelektual enterpreneur atau enterpreneur intelektual. Ia banyak membuat tradisi baru dan rekor di dunia akademik, politik, media sosial, sastra dan budaya di Indonesia

Denny JA adalah yang pertama kali mendirikan profesi konsultan politik di Indonesia, sejak 2003 silam.

Denny JA juga yang pertama kali mendirikan Asosiasi Lembaga Survei Indonesia (AROPI).  Denny juga dinilai berjasa membatalkan dua UU di Mahkamah Konstitusi yang awalnya melarang pengumuman Quick Count di hari pemilu.

Denny juga mencapai rekor yang fenomenal. Untuk Quick Count, LSI yang dipimpinnya mencatat rekor sempurna selisih 0,00 persen dibanding hasil KPUD dua minggu kemudian. Untuk prediksi survei,  pernah mengiklankan di koran sebanyak 13 kali untuk 13 wilayah, dan semuanya terbukti.

 

BACA JUGA: Tentukan Calon Pendamping, Judas Amir Pakai Jasa LSI Denny JA

 

Untuk publikasi, LSI juga pernah mencatat rekor menjadi Headline halaman 1 aneka koran nasional selama sepuluh kali berturut-turut. Sebagai konsultan politik, dia juga mencatat pencapaian fenomenal ikut memenangkan tiga kali pemilu presiden berturut-turut, 30 gubernur di seluruh Indonesia dan 80 walikota/bupati.

Era sosial media ikut mengubah kampanye politik. Denny pun mencatat rekor yang sulit dipecahkan. Tweetnya yang berkampanye soal Jokowi ditweet di atas sejuta kali. Ia dipilih Twitter Inc sebagai Golden Tweet nomor 2 untuk skala dunia. Time Magazine menobatkannya satu dari 30 tokoh internet dunia bersama Obama dan Justin Bieber.

Denny JA mengakui dalam memprediksi pilkada ia pernah salah. Dalam upaya memenangkan kandidat, ia pernah kalah. Tapi dia senang karena dalam 14 tahun berkarir di lembaga survei dan konsultan politik sejak 2004, dia dan teman-teman sudah meletakkan “bencmark”, indikator yang terukur, mengenai puncak rekor.

Analisanya lewat survei terakhir di Pilkada DKI terbukti. Lembaganya menyebut Ahok bakal tumbang di putaran kedua Pilkada DKI, dan memang terbukti. Meskipun sebenarnya lembaganya saat itu mendampingi calon lain, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Saat mendampingi putra mantan presiden SBY itu dalam Pilgub DKI. Ia menempatkan elektabilitas AHY paling diatas, kemudian Ahok kedua dan ketiga Anies.

Tetapi faktanya, justru di putaran pertama AHY langsung tersingkir. Saat itu, Denny mengaku mendapat banyak cibiran dari rekan-rekannya sesama lembaga survei dan konsultan politik.

Dan yang paling mutakhir di awal Maret 2017 lalu, Denny kembali meraih award dari LEPRID (Lembaga Prestasi Indonesia Dunia) atas sembilan pencapaiannya. Award ini diserahkan langsung Dirut LEPRID, Paulus Wangka di Jakarta.

“Tapi sekali lagi, segala puncak itu selalu bersifat sementara. Pada waktunya akan ada puncak baru yang memecahkan puncak lama. Demikianlah peradaban menjadi maju karena rekor satu individu dipecahkan oleh individu lain. Pencapaian satu generasi dilampaui oleh generasi berikutnya,” ujar Denny JA.(*)

Pos terkait