POLITIK — Selisih tingkat elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin dengan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno semakin tipis. Yakni hanya sebesar 6,61 persen.
Demikian hasil survei yang dilakukan oleh lembaga riset, Sabang-Merauke Institute (SMI) yang dilaksanakan pada 26 Maret sampai 2 April 2019. Survei hanya dilakukan di pulau Jawa yang merupakan medan pertempuran (battleground) politik Indonesia.
Wakil Direktur bidang Riset SMI, Syahganda Nainggolan mengatakan, tingkat elektabilitas Jokowi-Maruf masih unggul dengan 49,32 persen sementara Prabowo-Sandi 42,71 persen.
“Dan yang belum memutuskan 7,97 persen,” ujar Syahganda dalam konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4).
Ada beberapa alasan responden memilih kedua paslon itu. Jokowi-Maruf dipilih karena kerja nyata yang dirasakan (47,32 persen); merakyat (29,46 persen); sederhana dan jujur (16,07 persen); serta membangun infrastruktur dengan sangat masif (7,14 persen).
Sementara alasan responden memilih Prabowo-Sandi adalah menginginkan perubahan (45,05 persen); tegas dan berwibawa (36,94 persen); kecewa dengan kondisi perekonomian hari ini (13,51 persen); serta Islami dan pilihan ulama (4,50 persen).
Survei SMI melibatkan 600 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Mereka dipilih secara proporsional di daerah pemilihan (dapil) di Pulau Jawa. Adapun margin of error dari survei ini adalah 4 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Ada pemandangan unik sebelum pemaparan survei. Demi menjaga kepercayaan publik, Syahganda yang juga aktivis senior ini menyampaikan sumpah di bawah kitab suci Alquran. Isi dari sumpah itu adalah memastikan kalau dia tidak sedikitpun memanipulasi angka yang dipaparkan.
(*)