Soroti Pelayanan Jasa Pengiriman Barang Via Pesawat Cargo, Ketua Majelis Adat Rampi: Hanya Merugikan Pedagang Lokal

MEDU ONLINE, LUWU UTARA — Pelayanan angkutan barang menggunakan pesawat perintis cargo ke Kecamatan rampi sebaiknya dikembalikan lagi ke BUMDES bersama masing-masing Desa yang ada di kecamatan tersebut.

Hai itu disampaikan Ketua Majelis Adat Rampi, Karel S Narai seusai bersilaturahmi dengan Wakil Ketua DPRD Luwu Utara, Karemuddin di ruang kerjanya di Kantor DPRD Luwu Utara, Rabu 19 Oktober 2022 siang.

Menurut Karel, sesuai dengan fakta di lapangan hingga hari ini, pelayanan kargo melalui pesawat perintis bandara andi djemma Masamba ke rampi masih di dominasi dengan adanya praktek monopoli kuota angkutan barang yang dikelola oleh perumda dan mitranya via dinas koperindag Luwu Utara.

“Praktek ini sungguh melukai dan merugikan saudara kami pedagang lokal masyarakat rampi, karena pihak koperasi memprioritaskan barang dagangan bukan ke pedagang lokal, tetapi ke masyarakat umum dimana hal ini berpotensi membuat pedagang lokal gulung tikar,” ungkapnya.

“Dengan adanya praktek seperti itu, maka otomatis selisih harga barang akan jauh berbeda, daya beli pedagang lokal lemah belum lagi kuota barang cenderung di dominasi oleh masyarakat umum, sedangkan kuota barang pedagang lokal sangat minim, jadi dimana keadilannya,” tambahnya.

Olehnya itu, Karel meminta kepada pemerintah daerah melalui dinas terkait agar pelayanan kargo tersebut sebaiknya dikembalikan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) atau koperasi yang berbadan hukum milik orang Rampi.

“Seharusnya pihak terkait harus melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait hal ini. Karena praktek seperti ini jelas sangat merugikan masyarakat Rampi, jadi tolonglah, ini kesekian kalinya kami menyoroti persoalan ini namun pemerintah belum memberikan solusi kepada kami di Rampi,” cetusnya.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Luwu Utara, Karemuddin. Ia katakan bahwa seharusnya dinas terkait tak usah lagi mengurusi masalah kargo tersebut, kembalikan urusan kargo itu ke BUMDES bersama seperti sebelumnya.

“Kemarin di kelola BUMDES persoalan ini tidak ada, justru berjalan dengan baik aman dan lancar dan pedagang merasakan manfaatnya, tetapi sekarang malah berubah drastis dengan kebijakan yang ada, pedagang lokal bisa gulung tikar jadinya. Kita hanya khawatir, jangan sampai pedagang nantinya mencari alternatif lain yang justru akan merugikan diri kita sendiri,” kuncinya.

Pos terkait