MEDU-ONLINE | Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) yang juga mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) ikut angkat bicara terkait lambannya vaksinasi Covid-19 di Tanah Air.
JK mengingatkan agar pemerintah tidak perlu memperumit penerimaan vaksin bagi masyarakat karena pelaksanaannya harus cepat dan segera tuntas.
Menurut JK, pemerintah tidak perlu khawatir terkait potensi kecurangan masyarakat menerima vaksin yang melebihi dosis seharusnya.
Mantan Wapres RI ke-10 dan 12 itu mengungkapkan yang menyebabkan keterlambatan vaksinasi ialah proses administrasi yang terlalu ribet.
Dia pun lantas meminta kepada pemerintah khususnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk tidak memperumit penerimaan vaksin.
Selanjutnya, JK mencontohkan masyarakat di luar negeri yang ingin vaksin tinggal datang, suntik, lalu pulang tanpa perlu mendaftar online.
Di sisi lain, pemerintah sendiri menargetkan vaksinasi untuk 208.265.720 orang untuk membentuk kekebalan komunal (herd immunity) terhadap Covid-19.
Dari data yang dihimpun Media Duta, dari perkembangan program vaksinasi di Indonesia, penerima vaksin pertama terus bertambah dan hari ini sebanyak 432.418 orang dengan totalnya melebihi 61 juta orang atau 61.654.676 orang.
Sedangkan yang menerima vaksinasi kedua juga meningkat melebihi 34 juta orang atau angka tepatnya 34.858.000 orang termasuk tambahan hari ini sebanyak 155.179 orang. Untuk target sasaran vaksinasi berada di angka 208.265.720 orang.
Sedangkan dari data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 29 Agustus 2021, tercatat angka kesembuhan Covid-19 terus meningkat.
Angka kumulatif kesembuhan menembus angka 3,7 juta orang sembuh atau tepatnya 3.724.318 orang atau 91,4%.
Sejalan dengan itu, kasus aktif atau pasien positif yang masih membutuhkan perawatan medis, berkurang lagi sebanyak 9.592 kasus dan totalnya menurun menjadi 217.590 kasus atau 5,3%.
Pada penambahan pasien terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen), bertambah sebanyak 7.427 kasus dan kumulatifnya, atau jumlah pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga hari ini mencapai 4.073.831 kasus (*)