PONTIANAK — Beredarnya video pemukulan terhadap siswa di sebuah sekolah, saat ini telah menemui titik terang.
Video tersebut ternyata perkelahian antar-murid yang terjadi di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Pontianak.
Saat ini pihak sekolah dan murid yang berkelahi sedang dipanggil di Dinas Pendidikan Kalbar, Selasa (7/11/2017).
Selain pihak sekolah dan murid yang bersangkutan, hadir juga dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kalbar.
Sebelumnya Wali Kota Pontianak sempat membantah kalau dugaan kekerasan tersebut terjadi di Kota Pontianak dan kejadian itu antara guru yang memukul muridnya.
Berkaitan dengan hal ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Alexius Akim melakukan pertemuan dengan beberapa pihak.
Mereka yang terlibat pertemuan antara lain Kepala LPMP Provinsi Kalimantan Barat, Komisioner KPAID Kalbar, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Pengawas Pembina SMK, Kepala
SMK yang bersangkutan, guru SMK, pelajar terkait dan orang tua dari pelajar serta Polresta Pontianak.
Akim menceritakan latar belakang dan kronologis kejadian tersebut terjadi pada hari Kamis (2/11) lalu sekitar pukul 11.30 WIB di SMK di Kota Pontianak.
“Bermula dari saling ngejek dan ada yang tersinggung, AL (17) merasa tersinggung lalau memukul ALF, sedangkan H (yang menggunakan baju batik) melerai dan kena pukulan juga oleh AL,” ucap Akim.
Perkelahian itu direkam oleh D, kemudian dikirim ketemannya inisial JER. Setelah itu JER mengirim lagi ke ALP dan ALP seterusnya mengirim kekawannya yang berada di Sambas dan oknum di Sambas mengunggah video tersebut di akun facebook.
Itu lah AL merasa tersinggung karena diejek seperti orang sudah tua dan sudah punya uban. Dari kata-kata seperti itu ternyata AL sangat tersinggung dan langsung melakukan pemukulan kepada
ALF dibagian bahu. Kemudian salah satu temannya yang bernama H melerai dan juga menjadi sasaran pemukulan AL,” tambahnya.
Pemukulan terjadi di sekitaran bahu yang bersangkutan dan dinyakinkan Akim jika kejadian tersebut berlangsung sesaat dan tidak menimbulkan efek yang serius dari sisi fisik terhadap yang bersangkutan.
Ia menegaskan perkara itu saat itu juga telah selesai permasalahan di antara siswa yang bertikai, bahkan pada saat guru BP untuk mengisi jam pelajaran berikutnya keadaan kelas dalam keadaan tenang dan rapi.
Guru BP tidak mengetahui adanya kejadian tersebut dan disimpulkan Akim permasalahan selesai diantara mereka.
Permasalahan yang telah terjadi diselesaikan secara kekeluargaan oleh sekolah dengan memanggil pelajar terkait dan orangtuanya, permasalahan sudah selesai dan mereka tetap berteman serta belajar seperti biasa.
Dari hasil pertemuan itu disimpulkan yang pertama adalah kasus perkelahian di antara pelajar diruang kelas SMK (Bina Utama) sudah diselesaikan secara kekeluargaan yang dimediasi oleh pihak sekolah.
Terkait dengan rekaman video dimedia sosial, kejadian sesungguhnya adalah perkelahian sesama pelajar, bukan kejadian antara guru memukul pelajar seperti yang diberitakan atau orangtua memukul pelajar sebagaimana yang di viralkan dalam media sosial.
“Jadi bukan pemukulan guru kepada murid, orang tua kepada murid, tapi ini adalah sesama murid atau sesama siswa. Kemudian kejadian itu tidak menjadi delik aduan sehingga tidak perlu dikembangkan dan permasalahan tersebut di anggap selesai,” katanya.
Akim menuturkan hasil pertemuan ini harus menjadi rujukan semuanya, ia berharap masyarakat tidak terlanpancing oleh isu-isu yang beredar di media sosial karena kenyataan yang sebenarnya tidak seperti yang diviralkan.(*)