JAKARTA — Komisi Pemilihan Umum atau KPU menetapkan dua moderator dalam debat pertama Pilpres 2019.
Ketua KPU Airef Budiman mengatakan kedua moderator tersebut adalah Ira Koesno dan Imam Priyono. “Dua tim kampanye dari dua pasangan calon sudah setuju,” kata Arief di gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Desember 2018.
Ira Koesno merupakan jurnalis senior di Indonesia. Perempuan bernama lengkap Dwi Noviratri Koesno ini berkecimpung di stasiun televisi Surca Citra Televisi (SCTV).
Terpilihnya Ira Koesno menjadi moderator debat pertama pilpres yang akan diselenggarakan 17 Januari mendatang memicu kontroversi. Perempuan yang genap berusia 50 tahun pada tahun depan ini disebut memiliki rekam jejak yang kurang baik sebagai moderator.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengatakan rekam jejak kurang baik dari Ira Kusno pernah terjadi pada debat Pilkada DKI. Dia menilai Ira pernah berlaku tak adil dalam debat tahun 2017 tersebut.
“Dia melakukan apa yang bukan tugasnya sebagai moderator. Dia seperti ditugaskan untuk memberi kesan negatif pada salah satu paslon,” kata Andi dalam keterangan tertulis, 29 Desember 2018.
Pada debat Pilkada DKI 2017, Ira Koesno dikritik karena disebut melakukan framing terhadap salah satu pasangan calon. Di awal acara debat putaran pertama itu, Ira mengatakan akan mengecek suhu tangan para calon. Setelah menjabat tangan Agus Harimurti Yudhoyono, Ira kemudian menyebut tangan Agus dingin.
Saat itu, salah satu calon gubernur, Anies Baswedan, menilai ucapan Ira itu dapat menjatuhkan pasangan Agus. “This is not good, karena enggak boleh menganggap satu calon lebih tegang dari lainnya,” katanya awal tahun lalu.
Andi Arief mengatakan Ira yang menjadi moderator debat kali ini ditakutkan mengulangi ketidaknetralannya itu. Andi mengaku mendapat kabar bahwa Ira merupakan konsultan proyek pencitraan beberapa lembaga pemerintah.
“Kalau benar maka sulit bagi Ira koesno untuk tidak memihak. Ira Koesno harus menjelaskan jujur soal ini,” ucapnya seperti dilansir Tempo.
Adapun, saat penetapan moderator di kantor KPU kemarin, Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengklaim Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo – Ma’ruf Amin yang mengusulkan nama Ira Koesno. Sebab, kata dia, TKN keberatan jika presenter senior Kompas TV Rosianna Silalahi menjadi moderator.
“Kami tidak ada masalah dengan Mbak Ira. Kemudian muncul nama Mas Imam, kami sepakat,” tutur Dahnil.
Kepala Sekretariat Pemenangan TKN Garda Maharsi menampik anggapan kubu Jokowi keberatan dengan nama Rosianna Silalahi sebagai moderator dan mengusulkan nama Ira Koesno. Menurut dia, nama Ira sudah muncul beberapa waktu lalu yang diusulkan pihak media massa.
“Semua nama dari KPU, diputuskan pada rapat kemarin bahwa ada pembagian groupping TV, kemudian KPU memberikan opsi siapa yang diusulkan untuk jadi moderator,” kata Garda ketika dihubungi.
Adapun, Nama Rosi diusulkan oleh BPN Prabo – Sandiaga. Dahnil mengatakan kubunya diawal mengusulkan nama Rosi lantaran Kompas TV menjadi salah satu stasiun TV yang bakal menyiarkan debat pertama itu. “Kami endorse, sesuai dengan anchor senior ya Mbak Rosi,” ucapnya.
Andi Arief juga mengusulkan agar KPU menganulir keputusannya dengan mengganti Ira Koesnodengan Rosi sebagai moderator. Rosi, kata Andi, dinilai dapat lebih bersikap netral dibanding Ira Koesno. “Dia (Rosi) kelihatan netral saat ada kesempatan mewawancara Prabowo dan Jokowi. Dia masih punya sikap adil,” tuturnya.
Adapun Ira Koesno belum bersedia menjawab pertanyaan seputar terpilihnya ia menjadi moderator debat Pilpres 2019. Menurut seorang asistennya, Ira Koesno masih menunggu dari KPU untuk beberapa hal yang mau dikonfirmasi terlebih dulu.