Upacara Peringatan Hari Jadi Sulsel ke 348, Kepala Bappeda Palopo Jadi Irup

PALOPO — Pemerintah Kota Palopo menggelar upacara peringatan Hari Jadi Sulsel yang ke 348 yang dilaksanakan di Kantor Gabungan Dinas Kota Palopo, Kamis, 20/10/17.

Tampil sebagai Inspektur Upacara (Irup) yang membacakan sambutan seragam Gubernur Sulsel adalah Kepala Bappeda Kota Palopo, Firmanza DP.

Bacaan Lainnya

Ia menyampaikan peringatan Hari Jadi Provinsi Sulawesi Selatan tahun ini yang mengambil tema “Dengan Hari Ulang Tahun Ke-348 Sulawesi Selatan Mengokohkan Diri Menjadi Provinsi Yang Maju, Mandiri, Modern Dalam Kebersamaan”.

Tema tersebut, mempertegas sekaligus memperteguh kembali komitmen kita, bahwa sinergi dan kebersamaan merupakan kunci utama dari tercapainya keberhasilan yang kita cita-citakan bersama.

Peringatan hari jadi bukanlah rutinitas seremonial belaka, tapi didalamnya mengandung makna dan hakikat yang lebih dalam. Dimana kita dapat melakukan kilas balik sejarah untuk menemukan jejak momentum yang menandai tahapan perjalanan daerah Sulsel.

Peringatan Hari Jadi ini juga dapat dijadikan moment untuk melakukan introspeksi atau muhasabah dan mengevaluasi diri apakah yang kita lakukan selama ini telah memberi manfaat bagi kesejahteraan rakyat di Sulawesi Selatan. Disamping itu, kita perlu melakukan kontemplasi sekaligus proyeksi kedepan, kearah mana Provinsi ini akan kita bawa selanjutnya sambil mempersiapkan modal dasar untuk menjawab tantangan era yang tentu akan semakin sulit dan beragam, kata Gubernur SYL lewat Irup Firmanza.

Proyeksi ke depan itulah yang kita jabarkan dalam bentuk Dokumen Perencanaan RPJPD dan RPJMD yang didalamnya memuat Visi Provinsi Sulawesi Selatan yaitu menjadi “Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan Pada Tahun 2018”.

Kita semua berharap agar dengan peringatan hari jadi ini akan menggelorakan kembali semangat kejuangan yang dilandasi oleh nilai luhur budaya Sulawesi Selatan yaitu Sipakalebbi (saling memuliakan), Sipakainga (saling mengingatkan), Sipapaccei (tolong menolong), Sipakatau (saling menghormati), dilandasi oleh agama, nilai moral dan etika yang senafas dengan esensi ajaran semua agama yang sangat menghargai keragaman dan perbedaan agama yang sangat menghargai keragaman dan perbedaan.

Sementara itu Ketua DPRD Kota Palopo di awal upacara membacakan sejarah Provinsi Sulsel menyampaikan, sejarah panjang bangsa indonesia telah mencatat, bahwa eksistensi NKRI dapat terwujud karena peran utama orang-orang Sulawesi Selatan yang ikut andil di dalamnya.

Sejak tahun 1669 ketika perjanjian Bongaya ditandatangani antara Raja Gowa Sultan Hasanuddin dengan Kompeni Belanda yang sekaligus menjadi simbol rekonsiliasi Kerajaan-kerajaan besar di Sulawesi Selatan.

Pasca Perjanjian Bongaya ditandatangani Karaeng Galesong yang kecewa dengan isi Perjanjian Bongaya I, kemudian membawa pasukannya, 40 Armada Phinisi bersenjata lengkap berlayar ke Pulau Jawa membantu perjuangan Trunojoyo di Madura dan lanjut membantu Raja Mataram melawan Kompeni Belanda.

Salah seorang keturunan Karaeng Galesong yang kemudian mempelopori berdirinya Budi Utomo, tahun 1908 adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo. Demikian pula tokoh pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantoro juga adalah keturunan Karaeng Galesong dari Makassar

Pada Upacara peringatan Hut Sulsel yang berjalan Hikmad, para peserta upacara tampil dengan menggunakan pakaian adat sulsel yang mewakili beberapa derah kbupaten yang ada di Provinsi Sulsel. Upacara ini dihadiri seluruh pejabat struktural Kota Palopo.(Egy/*)

Pos terkait