POLITIK — Siapa yang menyangka, Agung Darma (28 tahun), tukang galon dari Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara (Sultra) ini, terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Muna Barat.
Calon legislator dari Partai Demokrat bernomor urut 2 ini mampu melampaui perolehan suara dari Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Partai Demokrat Muna Barat, La Ode Abdul Gamal.
“Saya dapat 734 suara, nomor urut 2. Sedangkan Pak La Ode Abdul Gamal, dapat 520 suara, nomor urut 1,” kata Agung saat dihubungi kendarinesia, Kamis (25/4).
Agung mengaku, sehari-hari ia mengurus usaha galon kecil-kecilan miliknya di Desa Guali, Kecamatan Kusambi, Muna Barat, Sultra. Tak ada karyawan di usaha galonnya, sehingga ia merangkap sebagai pemilik sekaligus pengantar galon.
Memasuki masa Pemilu, Agung memberanikan diri untuk maju menjadi Caleg DPRD Mubar lewat Partai Demokrat, untuk Dapil I, meliputi Kecamatan Kusambi, Napano Kusambi, dan Kecamatan Sawerigading. Agung mengaku, awalnya dia hanya mengadu nasib dan coba-coba. Tapi tak disangka ia bisa terpilih.
“Perasaan saya senang, karena istilahnya tidak disangka-sangka. Tidak terpikir atau bahkan bermimpi untuk terpilih, padahal hanya adu nasib,” katanya.
Menurutnya, ia berani maju sebagai caleg karena melihat tak ada incumbent dari dapilnya dan merupakan Pileg pertama untuk DPRD Mubar.
“Saya berani maju karena semua pemula. Karena di Pemilu ini juga, untuk DPRD adalah yang pertama di Muna Barat, belum ada incumbent makanya saya beranikan diri,” sambungnya.
Usai ditetapkan sebagai Daftar Calon Tetap (DCT) KPU Mubar, Agung langsung mensosialisasikan diri melalui jaringan langganan galon miliknya. Ia jalan dari rumah ke rumah, sembari menawarkan galon dan mensosialisasikan diri.
“Strateginya, saya dari jaringan galon dan mertua saya yang pengusaha batu merah juga ada jaringan, jadi ada dua jaringan berbeda. Jadi, saya sosialisasi ke yang antar galon, rata-rata langganan galon saya memberi dukungan ikhlas, tanpa diberi uang, karena sebagian merupakan keluarga,” imbuhnya.
Ia juga mengaku, sebelum ditetapkan sebagai caleg, ia sudah rajin sosialisasi dan silaturahmi kepada penduduk di desa-desa lain.
“Saya tidak fokus di galon sejak sosialisasi, karena saya masuk desa ke desa sebelum penetapan nama caleg. Saya sudah bangun bahasa ke langganan saya, saya mau maju DPRD,” katanya.
Dalam setiap pertemuannya dengan para pelanggan galon atau warga, Agung mengaku tak pernah melempar janji. Ia hanya memaparkan visi-misinya maju menjadi caleg dan menjalin silaturahmi.
“Saya distribusikan sendiri galon airnya, ya target saya karena memang sembari memaparkan visi-misi, saya juga tidak pernah janjikan masyarakat ini-itu, tapi silaturahmi jalan selamanya. Saya mau janjikan satu program, jangan sampai saya tidak bisa karena kami hanya bahas anggaran,” tandasnya.
(*)