Waduh! Excavator Milik Dinas PUPR Lutra Disewakan ke Warga Bikin Mahasiswa Berang, Ini Tanggapan Kadis

MEDU.ONLINE.PALOPO – Pengurus Ikatan Pemuda Mahasiswa Rampi (IPMR) menyoroti perbaikan jalan antar desa di kampung mereka.

IPMR melayangkan sorotan sebab perbaikan jalan sudah beberapa bulan tidak berjalan.

Khususnya perbaikan jalan yang menghubungkan Desa Rampi dengan Desa Tedeboe, Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Ketua IPMR, Ramon Dasinga mengatakan, alat berat berupa excavator yang selama ini memperbaiki jalan di Rampi sudah lama tidak beroperasi

Excavator milik Dinas PUPR Luwu Utara justru sibuk mengerjakan lahan pribadi warga yang akan dibuat kolam.

“Excavator Dinas PUPR yang ada di Rampi sudah tidak memperbaiki jalan, malah sibuk mengerjakan lahan warga untuk dijadikan kolam ikan,” kata Ramon.

Menurut Ramon, warga yang ingin membuat kolam menyewa excavator tersebut Rp 600 ribu per jam.

“Itu kalau solar tidak ditanggung operator, kalau operator yang tanggung solar lebih mahal lagi, sewanya Rp 900 ribu per jam,” bebernya.

Ramon menyayangkan kelakuan operator excavator. Sebab perbaikan jalan Rampi-Tedeboe belum tuntas.

“Perbaikan jalan mulai macet setelah pilkada, padahal sebelum pilkada perbaikan jalan sangat masif,” kata Ramon beberapa waktu lalu.

Tudingan excavator milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Luwu Utara yang disewakan ke warga Rampi benar adanya.

Plt Kepala Dinas PUPR Luwu Utara, Rusydi Rasyid tidak membantah tudingan yang dilayangkan pengurus Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi (IPMR).

Rusydi mengaku mengetahui hal tersebut melalui pemberitaan media.

Ia lalu memerintahkan kepala bidang yang membidangi sarana prasarana memanggil operator excavator tersebut.

“Yang bersangkutan sudah dipanggil oleh kepala bidang yang membidangi sarana prasarana,” kata Rusydi, Jumat (28/5/2021).

Menurut Rusydi, operator hanya mau menolong warga yang minta lahannya dikerja.

Apalagi alat sedang tidak beroperasi karena biaya operasional untuk melanjutkan pekerjaan jalan menuju Desa Tedeboe belum cair.

“Alasan yang bersangkutan hanya mau menolong warga yang minta lahannya dikerja, mumpung alat lagi istirahat karena biaya operasional untuk melanjutkan pekerjaan jalan menuju Tedeboe memang belum cair saat itu,” katanya.

Kesalahan dari operator, sebut Rusydi adalah mengambil uang di luar biaya BBM dan operator.

“Kesalahannya karena ditarik pembayaran di luar biaya BBM dan operator. Makanya saya minta agar uang pembayaran di luar biaya BBM dan operator agar dikembalikan ke warga,” paparnya. (*)

Pos terkait