KUNINGAN — Dunia teknologi dan isu popularitas, terlebih media sosial tak lepas dari kata “haters’ yang artinya pembenci. Haters tidak hanya menimpa selebritis, selebgram atau tokoh terkenal, namun bisa juga menimpa orang biasa. Karena setiap orang memang memiliki sisi yang tidak disukai orang lain, atau bisa jadi haters itu sirik atas pencapaian hidup kita.
Seperti yang dialami dara imut asal Kuningan, Yati Kurnia, bukan artis atau selebgram terkenal tetapi pernah menyandang gelar Miss Sophie BC Nenk Roslyana Kab. Kuningan tahun 2017, Dara cantik kelahiran Kuningan , 10 Januari 2001 ini memang sudah lama menggeluti dunia modeling dan bergabung di ekskul modeling sekolahnya dibawah binaan Pak Yadi Suryadi. Yati bermimpi bisa meraih prestasi di modeling seperti teman-temannya yang lain. Selama dua tahun ini Yati kerap menjuarai berbagai kontes model. Selain Juara 1 Miss Sophie, prestasi lainnya yaitu : Juara 2 Putri Batik Disperindag Kuningan, Juara 2 Busana Muslim Ramadhan Fair, Finalis Model Emba Jeans Jabar, Juara Harapan 1 Model Muslim Competition, dll.
“Sadar kita hidup di era sosial media, apapun yang kita lakukan terpantau dilihat banyak orang, itu sudah resiko dan konsekuensi dari eksistensi aku. Tetapi positif thingking aja yang penting aku berusaha baik sama semua orang, dan fokus pada prestasi dan cita-cita. Dan aku juga mau buktikan bahwa dengan berhijab tidak menjadi kendala untuk eksis di modelling bahkan bisa berprestasi,” jelas Yati yang duduk dibangku kelas XII jurusan Akuntansi di SMK Karya Nasional Kuningan.
Yati selama ini konsisten berhijab jadi ia harus selektif memilih kegiatan modeling dan lomba yang harus diikuti sesuai dengan konsep penampilan dirinya. Tetapi peluang modeling hijab di Kuningan sendiri memang sudah cukup tinggi dibuktikan dengan tingginya minat hijabers yang menggeluti dunia model dan sukses. Hal ini membuktikan besarnya potensi modeling hijab di Kuningan.
“Trend fashion hijab sekarang ini bervariatif, Kecantikan itu terpancar karena sikap dan kepribadian yang baik, attitude terpuji dan wawasan yang luas selain tentu saja menjaga penampilan berhijab agar tetap menarik,” pungkas anak ke 3 dari 3 bersaudara pasangan Bapak Ansori dan Ibu Tini Sutini ini.
Menurut Yati, suka duka menjadi model hijab banyak ia alami, mulai dari cibiran, sindiran hingga merambah ke akun media sosial yang nyinyir dan memberikan komentar dan pesan masuk bernada kasar terhadapnya. Tidak banyak, tetapi ada.
“Mungkin dari situ muncuInsya haters, tetapi Insya Alloh aku gak mudah tenggelam dalam lisan orang lain, Kehadiran haters tidak akan meruntuhkan semangatnya untuk belajar dan berprestasi,” jelas dara yang tinggal Desa Cikubangsari Rt 04 Rw 03 Kec. Kramatmulya Kab. Kuningan ini.(*)