POLITIK — Kiai Ma’ruf Amin cuma menjawab “saya mendukung pernyataan Pak Jokowi” ketika ditanya moderator Ira Koesno. Pengatur waktu yang membatasi debat capres masih tersisa 28 detik, tapi Ma’ruf tak menambahkan pernyataan apa pun.
Ma’ruf, calon wakil presiden yang dipilih partai-partai pendukung Jokowi yang bikin kecele pendukung Ahok, lebih sering diam dan tersenyum lalu diam dan tersenyum lagi. Ia baru mulai aktif memberi pernyataan setelah debat berlangsung lebih dari satu jam saat membahas tema terorisme. Ia berbicara 132 kata dalam waktu 2 menit.
“Terorisme adalah kejahatan, oleh karena itu terorisme harus diberantas sampai ke akar-akarnya,” katanya mengawali jawaban untuk menguatkan Jokowi.
“Untuk itu dalam menanggulangi terorisme masih akan datang, kami akan mengajak ormas-ormas khususnya keagamaan,” pesan Ma’ruf.
Selama debat dibagi enam segmen, Ma’ruf berbicara seperlunya. Satu kali ia cuma bilang “Ini bapak” saat moderator Imam Priyono mengingatkan masih ada waktu buat bicara lebih banyak bagi pasangan Jokowi-Ma’ruf.
Sebaliknya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling mengisi debat. Keduanya membagi peran untuk saling menguatkan jawaban dan penyataan. Meski terlihat kompak, bagaimanapun, beberapa kali pasangan ini keteteran memanfaatkan waktu yang diberikan moderator.
Sandiaga, misalnya, pada 23 menit segmen pertama akan habis, kena semprit moderator. “Waktunya habis, waktunya habis, Pak Sandiaga Uno,” kata Imam Priyono.
Hal sama terulang pada menit 36, “Waktunya habis … Harap para pendukung Paslon 02 ditahan dulu. Saya langsung persilakan Paslon 01 menanggapi jawaban,” ujar Ira Koesno.
Tapi, dalam debat capres putaran perdana yang disiarkan televisi itu, ada beragam gestur dan siasat dari kedua kandidat yang tak tertangkap kamera.
Baik Jokowi-Ma’ruf maupun Prabowo-Sandiaga disambangi dan dibisikkan oleh tim mereka ketika jeda debat.
Bisikan-Bisikan saat Jeda Debat
Saat jeda, beberapa kali kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden ini disambangi oleh tim sukses yang mendampingi mereka.
Di belakang Jokowi dan Ma’ruf Amin, ada ketua umum partai-partai pendukung. Mereka duduk di barisan depan: Hary Tanoesoedibjo (Partai Perindo), Grace Natalie (Partai Solidaritas Indonesia), Airlangga Hartarto (Partai Golongan Karya), dan M. Romahurmuziy (Partai Persatuan Pembangunan).
Ketika jeda selama lima menit, tim sukses adalah orang yang paling aktif.
Pada jeda segmen pertama, Tina Talisa, yang meniti karier sebagai presenter dan kini tergabung dalam tim Jokowi-Ma’ruf, terlihat membicarakan sesuatu. Ada juga Pramono Anung, sekretaris kabinet Jokowi dan politikus PDIP, yang memberikan kertas kepada Jokowi.
Tina terlihat membisikkan sesuatu kepada Pramono. Keduanya menyampaikan sesuatu kepada Jokowi.
Jeda selanjutnya, Tina dan Romahurmuziy serta dua pria mendatangi Ma’ruf Amin. Tina duduk berlutut dan membicarakan sesuatu di depan Ma’ruf seraya tersenyum.
Pada salah satu jeda debat Jokowi menggosokkan sesuatu ke pundak—agaknya minyak kayu putih. Setelah selesai, ia memberikan botol minyak penghangat tubuh itu kepada Pramono. Pramono, di antara jeda debat, adalah orang paling rajin memberikan selembar kertas kecil kepada Jokowi.
Tim Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pun sama menyiapkan sesuatu saat jeda debat.
Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional, mendatangi mereka. Di dekatnya, Sudirman Said, direktur materi debat bagi pasangan itu, menyimak perbincangan ketiganya.
Sosok lain yang terlihat mendatangi pasangan ini ketika jeda debat adalah Fadli Zon. Ia berdiri di sebelah Prabowo ketika rehat di dekat podium. Saat jeda segmen terakhir, Amien Rais (PAN) dan Syarif Hasan (Partai Demokrat) ikut berbicara dengan Prabowo.
Prabowo juga menyapa para kolega dari Koalisi Indonesia Adil Makmur. Di antaranya Mustafa Kamal (PKS), Desmon Junaidi Mahesa (Gerindra), Rhoma Irama (Partai Idaman tapi karena tak lolos KPU memilih bergabung ke PAN), Ferry Mursyidan Baldan (eks menteri Jokowi lalu pindah haluan ke Prabowo), dan Bambang Widjojanto (mantan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi).
Mantan istrinya, Titiek Soeharto, duduk di barisan depan, bersebelahan dengan Nur Asia Uno, istri Sandiaga Uno.
Para Pendukung di Luar Gedung Bidakara
Usai debat, para pendukung kedua kubu bersorak.
Panitia mengatur mereka: sayap kiri diisi oleh pendukung Prabowo-Sandiaga; sayap kanan dipenuhi pendukung Jokowi-Ma’ruf. Masing-masing bergerak menuju halaman depan gedung, membentuk barisan.
Sejak debat, kedua pendukung saling menyahut, meneriakkan jargon dan yel-yel. Ketika para pendukung Jokowi berteriak-teriak, pendukung Prabowo menimpali.
“Jokowi lagi, Jokowi lagi.”
Lalu dibalas: “Prabowo presiden, Prabowo presiden.”
Saling balas dukungan pun berlangsung di lapangan Bank Indonesia, tepat di belakang Gedung Bidakara. Kedua pendukung dikumpulkan oleh panitia, dipagari oleh pasukan TNI dan polisi, untuk menonton debat dari layar.
Setelah debat, saat para kelompok elite politik dari kedua kubu meninggalkan Gedung Bidakara, para pendukung menyambut dengan teriakan dari luar gedung, menyapa para patron mereka.
Mereka lalu membubarkan diri. Pelan-pelan Bidakara mulai sepi.(**)
Sumber: Tirto.id