Kader Lingkungan Hidup Diharapkan Responsif Terhadap Isu-isu Lingkungan

MASAMBA — Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Luwu Utara bekerja sama dengan Yayasan OWT, Rabu (15/11), menggelar Pelatihan Kader Lingkungan di Aula Hotel Remaja Indah Masamba. Pelatihan ini diikuti 25 kader yang berdomisili di bagian hulu sungai dan beberapa komunitas peduli lingkungan, di antaranya Saka Kalpataru, LSM Waslit, LPPA Compak, KPA PALS Sabbang, dan KPA Respala.

Sekretaris Daerah (Sekda) Abdul Mahfud dalam sambutannya meminta para kader lingkungan untuk responsif terhadap isu-isu lingkungan, baik isu lokal maupun isu nasional. Eskalasi permasalahan lingkungan, kata Sekda, terus mengalami peningkatan seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung konsumtif.

“Masalah lingkungan menjadi salah satu isu besar yang menjadi perhatian kita semua, salah satunya pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, dan ini tantangan yang harus kita hadapi bersama. Olehnya itu, saya minta 25 kader lingkungan hidup ini untuk responsif terhadap isu-isu lingkungan, sehingga ancaman banjir dan penyakit dapat kita hindari,” ujar Mahfud saat membuka Pelatihan Kader Lingkungan Hidup.

Mahfud menambahkan, keberadaan kader lingkungan hidup sangat membantu meminimalkan tekanan dan ganguan keseimbangan lingkungan hidup. Olehnya itu, kata Mahfud, kader lingkungan diharapkan mampu menjadi inisiator, motivator, fasilitator, dan dinamisator. “Kader lingkungan itu harus memiliki peranan sebagai inisiator yang menjadi sumber ide konservasi akan kondisi lingkungan saat ini,” terang Mahfud.

“Peranan lainnya, kader harus bisa berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan semangat kepada masyarakat akan pentingnya konservasi sumber daya alam. Kader juga harus bisa berperan sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan yang melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan. Dan yang terakhir, kader diharapkan menjadi dinamisator yang aktif bermitra dengan pemangku kepentingan lainnya,” tutur Mahfud.

Sebelumnya, Kadis LH Buramin Dannu, dalam laporannya mengatakan bahwa salah satu maksud diadakannya pelatihan ini adalah untuk membangun kesadaran masyarakat yang berdomisili di hulu sungai. “Tujuan lainnya adalah bagaimana kita mampu meningkatkan kapasitas masyarakat bagian hulu sungai dalam pengelolaan lingkungan hidup,” pungkas Buramin.(Lukman Hamarong)

Pos terkait