Ilustrasi
MEDU.ONLINE.LUTIM – Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur mencatat ada 29 kasus demam berdarah (DBD) per Januari hingga Juni 2021.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Luwu Timur, Aflrida Lembang mericinkan jumlah kasus periode Januari hingga 11 Juni 2021.
Pada Februari ada 2 kasus, Maret 2 kasus, April 2 kasus, Mei 15 kasus dan Juni 8 Kasus,” kata Alfrida, Jumat (11/6/2021).
Berdasarkan data itu, Alfrida mengatakan penambahan kasus terbanyak terjadi pada bulan Mei dengan 15 kasus.
Ia menyebutkan, kasus DBD ini menyebar di sejumlah kecamatan yaitu Wasuponda, Nuha, Towuti, Burau dan Malili.
Di mana Kecamatan Malili adalah penyumbang terbanyak dengan 9 kasus, yang tersebar di Desa Puncak Indah, Balantang, Atue dan Wewangriu.
Dalam upaya mencegah penularan DBD, Dinas Kesehatan Luwu Timur melakukan fooging atau pengasapan di daerah terdapat kasus DBD.
Selain fogging fokus yang sifatnya memutus mata rantai penyebaran DBD, juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, menyangkut budaya 3 M yaitu menguras, menutup dan mengurai sampah untuk memberantas sarang nyamuk malaria aedes aegypti.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Luwu Timur, Rosmini Pandin mengatakan mewabahnya DBD menandakan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat harus terus dibudayakan.
“Jadi selain Covid-19, DBD harus dicegah dengan 3M untuk mencegah reproduksi nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah,” kata Rosmini.
DBD sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.
Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular. Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus. (*)