Masyarakat Pemerhati Olahraga Risau Stadion La Galigo Bakal Jadi Tempat Konser Kangen Band Bulan Agustus Ini

Lapangan di stadion La Galigo Palopo saat perhelatan akbar Luwu Raya Cup 2022. (Ft: Iccank)

MEDU-ONLINE, PALOPO | Masyarakat pemerhati olahraga khususnya sepakbola di kota Palopo merasa resah menyusul rencana salah satu event organiser yang ingin menjadikan lapangan di dalam stadion La Galigo Palopo menjadi venue perhelatan konser musik Kangen Band, yang rencananya bakal dihelat pertengahan Agustus mendatang.

Hal ini terlihat dari perbincangan warga di sejumlah warung-warung kopi di kota Palopo menyusul viralnya rumor ini di sosial media utamanya Facebook.

Bacaan Lainnya

Salah satu akun yang selama ini aktif menyoroti masalah sosial di kota idaman, akun “Mano Jie” dalam postingannya tertanggal 21 Juli itu mempertanyakan kebenaran isu tersebut seraya mengancam akan turun ke jalanan memimpin aksi demo, jika stadion La Galigo yang lapangan sepakbolanya adalah yang terbaik di Luwu Raya harus hancur atau rusak akibat perhelatan konser musik yang bisa menyedot penonton dengan jumlah ribuan orang itu.

Muhajir Achmad, salah satu Pemerhati Sepakbola yang tergabung dalam komunitas Paggolo Palopo menyayangkan jika hal itu sampai terjadi.

Kata dia, “saya sedih dan tidak bisa menerima jika stadion La Galigo dijadikan tempat konser artis yang jumlah penontonnya ribuan orang masuk memadati lapangan hijau yang ada didalamnya. Apalagi saat ini, lapangan di stadion bersejarah yang selesai dibangun pada tahun 1983 itu dalam waktu dekat akan menggelar persiapan seleksi pemain Soeratin dalam ajang Palopo Junior League. Kita tentu tidak ingin sarana olahraga jadi ajang yang bukan peruntukannya apalagi jika EO yang menggelar event ikut lepas tangan seperti halnya kasus Lapangan Gaspa,” urai Muhajir.

Senada, Muslimin, seorang pemerhati sosial juga menilai penggunaan lapangan olahraga di dalam kota Palopo baik Gaspa maupoun stadion La Galigo harus jelas hitam diatas putihnya, manakala ada kerusakan lapangan yang menimbulkan dampak pada cost pemeliharaan atau perbaikan.

“Belum pernah saya lihat ada Pihak Pemakai lapangan baik di stadion La Galigo maupun di lapangan Gaspa yang mau beritikad baik mengeluarkan budget tambahan untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. Contohnya baru-baru ini lapangan Gaspa yang dipakai untuk Hoya-hoya, kondisi rumput dan tanahnya sudah semakin hancur, botak-botak, dan ketika hujan deras menjadi becek seperti kubangan sapi,” ujarnya.

“Saya minta jika ada kegiatan yang ingin menjadikan lapangan sepak bola sebagai venue acara yang bersifat massif agar sedapatnya mengajak stakeholder yang berkompeten dan yang biasa menggunakan lapangan tersebut untuk duduk bersama dan berdiskusi. Jangan selalu mengandalkan sistem kekuasaan, sehingga tidak mau mendengar masukan-masukan dari stakeholder olahraga di kota ini, karena imbasnya nanti pada prestasi atlet apalagi Palopo tengah bersiap mengikuti sejumlah event penting diantaranya Porda (Porprov) Sinjai dan persiapan Soeratin Cup 2022 serta Liga 3,” pungkasnya.

(*)

Pos terkait