PALOPO — Siapa hebat di debat kandidat? Banyak versi yang beredar sesuai selera tim pasangan calon masing-masing yang berlaga di Pilkada Palopo 2018.
Pasangan Juara misalnya terkesan lebih lebar dalam menjelaskan sehingga jawaban-jawabannya kerap kehabisan waktu yang memang amat terbatas. Setiap paslon hanya dibatasi 120 detik waktu untuk memaparkan visi misi dan 90 detik untuk menjawab sehingga kecepatan lebih dibutuhkan disamping kualitas isi pemaparan materi.
Menariknya, dalam segmen kelima, dimana antar calon wakil walikota seharusnya saling bertanya dan menjawab. Budi Sada yang kehabisan bahan dalam menjawab pertanyaan Rahmat Masri Bandaso tentang bagaimana strategi meningkatkan kualitas IPM (Indeks Prestasi Manusia) terpaksa harus dibantu oleh Ome yang seharusnya tak boleh dilakukan.
Hanya saja, moderator terlihat kurang jeli dengan aturan main yang sudah ditetapkan, sehingga waktu tersisa pun dimanfaatkan oleh Ome untuk menjelaskan strateginya meningkatkan IPM warga Palopo jika kelak terpilih.
Sementara itu secara umum, jalannya Debat Kandidat lebih dikuasai kandidat paslon nomor urut 2 yang lebih terstruktur dalam menyusun kalimat. Sedangkan Juara terlihat unggul dalam urusan tangkis menangkis sindiran paslon Ome-Bisa. Juara lebih fokus pada kesinambungan pembangunan sedangkan Ome-Bisa lebih banyak berbicara tentang janji-janji jika terpilih termasuk isu pemerintahan bersih dan mutasi pejabat, yang dianggapnya tidak berpedoman pada prinsip ‘The Right Man on The Right Place.’
Ketua KPU Palopo, Haedar Djidar saat dimintai tanggapan usai debat mengaku cukup puas dengan tahapan debat publik yang berlangsung aman dan damai meski berlangsung cukup panas, dimana kedua simpatisan silih berganti saling mencemooh dan adu ‘psywar’ saat jagoannya sedang berbicara diatas panggung debat yang dimoderatori oleh DR Hj Nur Fadhilah Mappaselleng SH, MH yang juga Dosen Ilmu Hukum UMI Makassar.
“Kami merasa cukup puas, bahkan diantara acara debat kandidat, kami dapat pujian dari KPU Sulsel, karena meskipun berlangsung hangat, namun tak ada bentrok, suasana cukup cair dan pemirsa bisa menikmati jalannya debat tanpa gangguan yang berarti,” jelas Haedar, Rabu (4/4).
Hanya saja, disayangkan moderator Nur Fadhilah terlihat kurang tegas, disaat kandidat sedang berbicara di podium, banyak simpatisan paslon yang terpantau membuat gaduh dengan teriakan dan cemoohan yang cukup mengganggu jalannya acara debat itu sendiri.(*)