BELOPA – Harga beras di Belopa, Kabupaten Luwu, mengalami kenaikan, pedagang mengaku kenaikan dipicu kurangnya pasokan dari gudang beras di Kabupaten Sidenreng Rappang.
Jabir, pedagang beras di Belopa, menuturkan, kenaikan harga beras mempengaruhi daya beli masyarakat. Jika biasanya pelanggan membeli 10 hingga 20 kilogram, kini hanya mampu membeli 5 hingga 7 kilogram dalam sepekan.
“Rata-rata mengeluh harga beras mahal, kami juga tidak mungkin jual dibawah harga modal,” kata Jabir, Kamis 11 Januari.
Dia menambahkan, kenaikan harga sudah terjadi beberapa pekan ini, selain harganya mahal, pasokan juga berkurang. “Bisa jadi karena pasokannya kurang, sehingga harganya naik,” ujarnya.
Harga beras dengan kualitas paling rendah, sekarang dijual dengan harga Rp 8 ribu perkilogram, sebelumnya hanya Rp 7 ribu perkilogramnya, adapun beras dengan kualitas premium, dijual Rp 10 ribu hingga Rp 11.000 perkilogramnnya.
Mardiah, ibu rumah tangga di Belopa, terpaksa mengurangi takaran beras yang dibeli. Dia mengaku hanya bisa membeli 3 sampai 5 liter, dan diperkirakan habis dalam waktu empat hari.
“Harus diselingi makanan lain, seperti kapurung atau ubi, biar berasnya bertahan lama, suami saya hanya buruh bangunan,” kata Mardiah, sesaat setelah berbelanja beras.
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Luwu, Wahida, mengakui adanya kenaikan harga beras dan bahan pangan lainnya. Hanya saja, berdasarkan pendataan yang dilakukan stafnya, kenaikan harga beras tidak signifikan.
“Saya tidak begitu memantau harganya, tapi ada anggota kami yang rutin melakukan pemantauan harga, nanti saya cek,” kata Wahida.
Solusi yang dilakukan pemerintah ketika terjadi kenaikan harga, adalah berkoordinasi dengan Bulog untuk dilakukan operasi pasar.(Wd/Arf/*)