Pernah Sebut Luhut Menteri Penjahit, Bupati Banjarnegara Ini Resmi Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi

MEDU-ONLINE | Nama Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono kembali menjadi sorotan usai ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi, Jumat (03/09/2021).

Seperti ramai dibincangkan media, KPK telah menetapkan Budhi Sarwono sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa Pemkab Banjarnegara tahun 2017-2018.

Bacaan Lainnya

Selain itu, KPK juga menetapkan orang kepercayaan Budhi Sarwono, Kedy Afandi, sebagai tersangka.

Kedy Afandi, diduga mengatur sejumlah proyek di Dinas PUPR tahun 2017-2018. Sejumlah modus pun dilakukan oleh Budhi Sarwono.

Antara lain yakni berperan aktif dengan ikut langsung dalam pelaksanaan pelelangan pekerjaan infrastruktur dengan membagi paket pekerjaan di Dinas PUPR, mengikutsertakan perusahaan milik keluarganya, hingga mengatur pemenang lelang.

Budhi Sarwono, pemilik kekayaan 23,8 miliar itu lahir di Banjarnegara pada 27 November 1962. Budhi menjabat sebagai Bupati Banjarnegara periode 2017-2022.

Pernah Keseleo Lidah Sebut Luhut Menteri ‘Penjahit’

Melansir detik.com, sosok Budhi Sarwono juga sempat viral karena salah menyebut nama Menteri hingga menjadi perhatian publik.

Dia menyebut nama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan sebutan ‘Luhut Penjahit’.

Tak lama setelahnya, Budhi Sarwono lantas menyampaikan permohonan maaf melalui akun Instagram resmi Pemkab Banjarnegara.

Budhi Sarwono mengaku hal tersebut terjadi karena dia tidak hafal dan dia juga menyatakan tidak bermaksud menghina Luhut maupun pemilik marga Pandjaitan.

Sebelum itu, pria yang kerap disapa Wing Chin itu juga sempat membuat kontroversi karena mengizinkan warganya menggelar hajatan di tengah pandemi Covid-19.

Ketua Gugus Tugas Covid-19 di tingkat kabupaten itu mengaku berpedoman pada Inpres Nomor 6 Tahun 2020 dan aturan PPKM Mikro.

Sehingga menurutnya, tidak ada alasan untuk melarang warga menggelar keramaian selama desa tersebut tidak masuk dalam zona merah.

Hal menarik lainnya dari Budhi Sarwono yakni dia mengaku pernah menjadi pemakai narkoba bahkan juga bandar kelas kakap di Purwokerto.

Budhi Sarwono menuturkan pernah mengalami mati suri setelah overdosis akibat gaya hidupnya di lingkungan narkoba.

Dia pun menuliskan kisah gelap di hidupnya itu dalam buku berjudul ‘Saya Mau Jadi Muslim, Enak Jadi Kulinya Allah, Upahnya Gede’.

Sebelum menjabat sebagai Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono pernah menjadi Direktur Utama PT Bumirejo Banjarnegara.

Ia juga sempat menjadi Ketua Umum Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI).

Selain itu, Budhi juga pernah menjadi Dewan Penasehat Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Banjarnegara.

Kemudian juga sempat menjadi Ketua DPP Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).

Dia menikah dengan istri bernama Marwi dan mempunyai dua anak yang juga terjun di dunia politik, Lasmi Indrayani dan dr Amalia Desiana.

Sebagai pejabat publik, Budhi Sarwono mempunyai kewajiban untuk melaporkan harta kekayaan miliknya ke KPK.

Melansir dari laman e-LHKPN, ia tercatat terakhir melaporkan hartanya pada 31 Desember 2020 senilai Rp23.812.717.301. (*)

Pos terkait