JAKARTA — Kontribusi NU dalam memenangkan Jokowi-Maruf dinilai cukup besar.
Proses penyusunan kabinet di periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) memunculkan aspirasi dari berbagai lapisan masyarakat, Termasuk dari Generasi muda Nahdlatul Ulama. Dan para santri khususnya. Fikram Kasim yang juga merupakan mahasiswa pasca Ilmu Politik di Universitas Nasional.
Dia mengatakan, presiden Jokowi harus memilih menteri dengan mempertimbangkan berbagai aspek secara komprehensif.
Menurut dia, politik keterwakilan harus menjadi salah satu pertimbangan presiden, sehingga ia mengingatkan agar Jokowi memilih Menteri Agama dari kader NU.
“Pos Menteri Agama semestinya diisi oleh kader NU. Bisa dari kalangan partai atau pengurus NU. Kenapa kader NU? Komitmen NU cukup jelas dan tegas tentang keberagamaan di Indonesia,” ujar Fikram kasim
Fikram mengingatkan, kontribusi warga NU dan para Masyayikh NU dalam memenangkan Jokowi-Kiai Ma’ruf dalam Pemilu 2019 lalu cukup besar. Karena itu, menurut dia, sudah seharusnya pos menteri agama diperuntukkan kader NU.
Bagaimana para masyayikh ikut melibatkan diri untuk memenangkan Pak Jokowi. Seperti Syaikhona Almarhum KH. Maimoen Zubair, Habib Luthfi dan banyak tokoh lainnya. Pak Jokowi mestinya takdim dengan beliau-beliau. Ingat Jas Hijau, jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama,” ucap Fikram Kasim PRESNAS BEM PTAI.
Dia mengatakan, komitmen presiden untuk menyerahkan posisi menteri agama kepada kader NU harus dapat direalisasikan dalam penyusunan kabinet Jokowi jilid kedua ini. Apalagi, menurut dia, banyak kader NU yang pantas menjabat sebagai menteri agama, baik yang menjadi pengurus NU maupun yang bertebaran di berbagai partai politik.
Kader NU banyak berkualitas untuk mengisi pos menteri agama. Bisa dari pengurus maupun dari partai politik. Pak Jokowi bebas memilih, asal kader NU dan dekat dengan ulama.
Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2019, tutur Fikram kepada pak Jokowi. (*)