MAKASSAR — Mantan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura Sulsel H Bahar Ngitung mengambil keputusan tegas. Ia menginsyaratkan hengkang, baik dari jabatannya sebagai wakil ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hanura maupun sebagai kader.
Informasi yang dikumpulkan media ini, politikus yang akrab disapa Obama itu menjelaskan alasannya memilih mundur. Ternyata, ia sudah memiliki komitmen akan memperjuangkan agar partai yang dibentuk Wiranto ini dapat mengusung pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur, Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar di pilgub Sulsel 27 Juni 2018 mendatang.
Namun kenyataannya, Partai Hanura akhirnya mengusung pasangan Nurdin Halid-Abd Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz).
Tak hanya itu, Obama yang juga masih tercatat sebagai anggota DPD RI selama dua periode ini disebut tidak nyaman lantaran adanya intervensi pihak eksternal ke dalam partai yang kini dipimpin Oesman Sapta Oddang (OSO).
Obama yang dikonfirmasi, mengakui jika dirinya kecewa lantaran perjuanganya agar Partai Hanura mengusung IYL-Cakka tidak ditanggapai DPP. “Saya kan sudah pernah bicara di media bila Hanura akan mengusung IYL-Cakka. Waktu itu saya berani garansi bila akan membawa rekomendasi Hanura ke Pak Ichsan. Ini bentuk komitmen saya,” ujar Obama, Rabu (15/11).
Menurut Ketua DPD Aspanji Sulsel ini, dirinya memiliki komitmen tidak akan menghianati perjuangan dari seorang teman. “Saya ini anak tentara. Anak Bugis-Makassa,r tidak akan mau mengingkari komitmen yang saya sudah bangun. Sehingga jika pada akhirnya DPP Hanura ingin memberhentikan saya, tentu saya siap. Karena ini merupakan konsekwensi dari komitmen saya,” jelas Koordinator Wilayah Sulawesi ini.
Menurutnya, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas komitmennya itu, maka dirinya harus berbeda sikap dengan partai.
“Kalau itu dianggap melanggar, saya siap meninggalkan partai,” tegasnya.
Sekretaris Partai Hanura Sulsel Affandy Agusman Aris yang dihubungi terpisah, menyatakan bahwa berdasarkan instruksi DPP, pihaknya diminta mempersiapkan diri untuk menyukseskan deklarasi pasangan NH-Aziz. Artinya, kata dia, hal tersebut sudah menjadi pertanda jika DPP memberikan dukungan kepada NH-Aziz.
Affandy yang juga mantan legislator Hanura Sulsel ini menegaskan, sebagai pengurus dan kader partai tentunya harus tunduk serta patuh terhadap keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
“Soal sanksi terhadap pengurus maupun kader yang mbalelo, kami belum mau berbicara soal itu. Intinya, kami di Sulsel diminta untuk menyukseskan acara deklarasi NH-Aziz nantinya,” tandasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Hanura Syarifuddin Sudding, menegaskan dalam waktu dekat akan dikeluarkan rekomendasi untuk usungan pilgub Sulsel.
“Soal siapa, nanti saatnya akan ketahuan. Kita akan jadikan ini kejutan,” tandas anggota DPR ini.
Dosen politik dari Unismuh Makassar Dr Luhur A Prianto, menanggapi bila motivasi berpartai Obama sepertinya memang sangat pragmatis. “Kelihatan kalau pilihan politiknya berada di bawah bayang-bayang tokoh tertentu. Gerakan politiknya selama di DPD juga tidak cukup meluas. Bahkan lebih banyak menjadi tim pemenangan tokoh politik tertentu,” ujar Luhur, kemarin.
Olehnya itu, Luhur menilai jika sikap Obama yang mundur atau siap mundur merupakan hal yang lumrah. “Di sisi lain, pilihan itu juga bisa dibaca sebagai komitmen dan loyalitas tegak lurus pada patron politiknya. Basis pemilih Obama memang lebih punya irisan dengan pemilih IYL-Cakka daripada NH-Azis,” pungkas Luhur.(*)