Makassar — Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz), berkomitmen meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui program kesejahteraan dan program keumatan. Yang menarik, program keumatan NH-Aziz ternyata tidak sebatas meningkatkan moralitas dan nilai-nilai religius di tengah masyarakat. Program itu, khususnya pengadaan Rumah Al-Quran di tiap desa juga mampu menyerap tenaga kerja.
Program Rumah Al-Quran sedikitnya mampu menyerap minimal 6 ribu guru mengaji se-Sulsel. Itu dengan asumsi setiap Rumah Al-Quran yang akan tersebar di 3.037 desa/kelurahan membutuhkan minimal dua guru mengaji. “Kalau dihitung-hitung, program Rumah Al-Quran membutuhkan minimal 6 ribu guru mengaji, dimana tiap titik butuh dua guru mengaji. Makanya, program ini selain untuk bersifat religi juga bagian dari menciptakan lapangan kerja,” kata NH.
Kebutuhan guru mengaji di tiap Rumah Al-Quran, NH mengaku akan dipasok dari pesantren-pesantren yang tersebar di seluruh daerah. Untuk itu, pihaknya juga bertekad memberikan bantuan pada pesantren agar dapat menghasilkan output berkualitas. “Sumber untuk menghasilkan guru mengaji ya salah satunya dari pesantren. Kita akan berdayakan itu, termasuk kita akan berikan bantuan fasilitas ke pesantren agar anak yang mondok di pesantren dapat belajar tenang dan nyaman.”
NH mengungkapkan program keumatan yang dirancangnya bersama Aziz memiliki peran strategis dalam mencetak generasi unggul, termasuk dalam upaya menangkal pengaruh buruk dari lingkungan. Program keumatan itu juga menjadi perisai bagi bangsa dari intervensi moral yang dapat ditemukan dimana saja dan siap menyerang generasi sekarang ini.
Ia menyebut jika di zaman dahulu, Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun dan Jepang menjajah selama 3,5 tahun, bangsa ini dapat mengusir mereka hanya dengan semangat dan bambu runcing. Namun, saat ini bangsa Indonesia tidak lagi menghadapi penjajahan fisik tapi ‘serangan’ atau intervensi moral.
“Di handphone kita, kalau buka mesin pencarian, ketik hal yang macam-macam, semuanya ada disitu tersajikan. Termasuk hal yang bisa merusak mental dan moral anak bangsa. Itu saya beri nama intervensi moral. Tidak bisa dilawan dengan semangat dan bambu runcing,” tuturnya.
Intervensi moral, NH menegaskan hanya bisa dilawan dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta memegang teguh adat istiadat. Olehnya itu, NH-Aziz telah menyiapkan program keumatan yang komplit. Tidak hanya untuk umat Islam, tapi juga agama lainnya.
Dalam program Rumah Al-Quran di tiap desa, NH mengungkapkan mulai dari orangtua hingga anak-anak diberikan ruang untuk mengaji dan belajar mengaji. Dari situ, diharapkan lahir banyak tahfiz alias penghafal Al-Quran. Dari situ pula, pihaknya mengharapkan generasi saat ini dapat semakin religius.
“Kita mengharapkan masyarakat dapat semakin beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,” pungkas Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia itu.(*)