Bukti Nurdin Halid Nasionalis Sejati, Anti-Diskriminasi SARA

Makassar — Calon gubernur Sulawesi Selatan nomor urut Satu Nurdin Halid tak hanya dikenal berpengalaman menjadi pemimpin tertinggi di tiga organisasi besar -koperasi, sepakbola, dan politik- di level nasional. Pria kelahiran Watampone itu juga lekat dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti, demokrasi, kesetaraan dan keadilan.

Yosef Tor Tulis yang sudah 21 tahun menjadi Staf Khusus NH, menceritakan bagaimana jejak perjuangan NH untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kisah tersebut sebelumnya telah dia tulis dalam lima biografi tentang NH.

Bacaan Lainnya

“Salah satu ciri karakter kepemimpinan NH adalah perlakuan yang setara terhadap semua elemen dalam organisasi maupun anggota komunitas yang dipimpinnya. Tolok ukurnya cuma satu: profesionalisme,” kata Yosef lewat keterangan tertulis yang diterima Sabtu (9/7).

Menurut Yosef, jejak perjuangan NH untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia jauh melampaui batasan suku, ras, budaya, dan agama. Seperti dikutip dari Biografi “Nurdin Halid Lahir Baru”, NH selalu menegaskan bahwa jalan perjuangannya di koperasi, sepakbola, dan politik dipandu oleh Dasar Negara Pancasila dan Konstitusi UUD 1945.

Menariknya, karakter kepemimpinan NH yang nasionalis dan terbuka juga tergambar jelas dalam praktik nyata. Tidak hanya diperjuangkan di ruang lobi atau di forum-forum resmi organisasi dan seminar-seminar. Tetapi ia praktikkan dalam kerja nyata organisasi yang dipimpinnya, baik di koperasi, sepakbola, maupun politik.

Dalam pengangkatan personal, misalnya. Sekadar menyebut beberapa contoh, di PSSI, NH mengangkat Hinca Panjaitan (Katolik, sekarang Sekjen Partai Demokrat) sebagai Ketua Komisi Disiplin PSSI, dan Bernhard Limbong (Protestan) sebagai Ketua Komisi Wasit. Lalu Manahan Nero (Protestan) sebagai anggota Komite Eksekutif, Monica Desideria (Katolik) sebagai anggota Komite Media, dan Yosef Tor Tulis (Katolik) sebagai Direktur Perencanaan dan Media.

“Ia mengajak para profesional dari berbagai latar sosial, budaya, daerah, dan agama untuk bekerja bersamanya menggapai tujuan organisasi,” ujar Yosef.

Yosef melanjutkan, hal yang sama ditunjukkan NH di Dewan Koperasi Indonesia. NH mengangkat John Mulia Sihombing (Protestan) sebagai Sekjen, Raliansen Saragih (Protestan) sebagai wakil ketua umum Bidang Advokasi dan Luar Negeri, Ketua Induk Koperasi Kredit Romanus Woga (Katolik) sebagai Ketua Bidang Keuangan serta Servas Pandur dan Jack Paskalis (Katolik) duduk di jajaran Pimpinan Paripurna Dekopin.

Gres, seorang penganut agama Protestan, bahkan sudah lebih dari 25 tahun dipercaya oleh NH sebagai sekretaris. Gres menjadi sekretaris NH sejak sebelum menjadi anggota DPR RI tahun 1997, lalu berlanjut di PSSI, hingga sekarang menjadi sekretaris NH di Partai Golkar.

“Semua mereka yang diangkat dipandang sebagai mitra, bukan atasan dan bawahan sehingga semua mau bekerja fight, total, dan loyal,” Yosef mengisahkan.

“Peradaban selalu dimulai dan digerakkan oleh orang-orang ‘bernilai’ untuk orang banyak. Mereka berjuang iklas dan rela berkorban demi nilai-nilai perjuangan yang dicita-citakan. Nurdin Halid telah menunjukkan itu di tiga bidang yang digelutinya koperasi, sepakbola, dan politik,” begitu gambaran kepemimpinan dan perjuangan NH yang dikutip dari biografi “Nurdin Halid Lahir Baru” (2008). (**)

Pos terkait