Makassar — Calon gubernur Sulawesi Selatan nomor urut satu Nurdin Halid menjamin seluruh golongan masyarakat akan mendapat perlakuan yang sama, jika dia terpilih. Bersama Aziz Qahhar Mudzakkar, dia berjanji pelayanan publik dan kebijakan pemeirntahannya tak akan membeda-bedakan suku, ras, daerah, agama, dan budaya.
Menurut NH, kepimpinan di era modern harus berorientasi pada kepentingan seluruh masyarakat. Baginya kepemimpinan ‘untuk semua’ jadi kata kunci untuk mewujudkan kehidupan harmonis, di tengah masyarakat Sulsel yang beragam.
“NH-Aziz memiliki komitmen kuat untuk menjadi pemimpin bagi semua masyarakat Sulsel, tanpa ada unsur diskriminasi dalam bentuk apa pun. Kami memastikan bahwa semua kebijakan kami tertuju pada kepentingan seluruh warga Sulsel, baik yang masyarakat asli maupun masyarakat pendatang,” kata NH di Makassar, Kamis (9/6).
Ucapan NH di atas berulang kali disampaikan pada sejumlah kesempatan. Termasuk di kediamannya di Makassar, saat menerima sekitar 500 perwakilan masyarakat perantau di Sulsel, Mei lalu.
Menurut NH, memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat merupakan amanat Undang-undang Dasar 1945. Komitmennya bersama Aziz dipastikan bukan janji kampanye. Melainkan lahir dari pemahaman yang mendalam dan pengalaman panjang di berbagai organisasi, baik di level daerah maupun nasional.
Kepemimpinan untuk semua telah ditunjukkan NH saat mengelola sejumlah orgasnisasi koperasi. Antara lain saat menjabat Dirut Puskud Hasanuddin, Ketua Umum Induk KUD (Inkud), Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Presiden Organisasi Koperasi ASEAN (ACO), hingga Wakil Presiden Organisasi Koperasi Asia Pasifik (ICA).
“Perlu digarisbawahi, saya memimpin organisasi dengan anggota ratusan juta orang. Tetapi tidak ada sedikit pun unsur SARA di sana sehingga semua berjalan baik. Kebijakan-kebijakan yang diambil pun diarahkan untuk kepentingan semua,” ujar NH.
Kepemimpinan tanpa diskriminasi SARA juga terlihat jelas ketika NH mengurus sepakbola. Mulai dari menjadi manajer PSM Makassar, Ketua Pengda PSSI Sulsel, manajer Pelita Jakarta, manajer Timnas PSSI, hingga menjadi Ketua Umum PSSI dan Ketua Komite Organisasi Sepakbola Asia (AFC).
Di bidang politik pun sama. NH berpegang teguh pada prinsip kesetaraan dalam keberagaman ketika menjadi ketua umum AMPI Sulsel, anggota DPR RI, pengurus DPP Partai Golkar, Ketua Harian Partai Golkar, hingga kini menjadi Ketua DPD Partai Golkar Sulsel.
“Kita tidak bisa mengingkari realitas bahwa bangsa kita adalah bangsa yang pluralistik. Karena itu, setiap pemimpin di semua tingkatan di negeri ini harus memiliki komitmen yang teguh untuk mengurus semua kepentingan warga tanpa diskrinimasi dalam bentuk apa pun,” dia melanjutkan. (**)