KOTA KINABALU — Kapal Tongkang (Tug Boat) Magtrans II berbendera Malaysia, yang membawa 13 Anak Buah Kapal , yang di nakhodai Didy Saviadi, dalam perjalanan dari Bintulu Sarawak menuju Papua Nugini, dirampok, Rabu (5/12/2018) sekitar pukul 19.30 waktu setempat.
Peristiwa perompakan ini oleh terduga kelompok kriminal bersenjata api yang — Abu Sayyaf, disahkan (dibenarkan) otoritas Pesuruhjaya Polis Sabah, Datuk Omar Mammah, kepada kontributor JNN di Kota Kinabalu, yang dilaporkan Jumat (7/12/2018) malam tadi.
” Begitu 13 ABK lainya meliat Kaptennya tertembak bagian lutut ya, diantara ABK diam-diam mengambil pistol suar dan melepaskan tembakan tersebut dan membuat kelompok itu bubar dan melarikan diri”.
Hingga berita ini dirilis , Didy Saviadi [kapten kapal] yang menderita luka tembak pada bagian lututnya oleh otoritas Sabah korban WNI itu sudah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Sandakan. Sedang 13 ABK lainnya dinyatakan selamat tak ada korban tembak .
Kapal Tongkan yang berlayar dari Bintulu (Sarawak) selama ini merute Malaysia-Papua Nugini dengan membawa 13 orang ABK, 11 diantara WNI dan 2 WN Malaysia.
Nelayan Asal Majene
Kelompok ini (Abu Sayyab) diduga yang penculik tiga nelayan dua diantaranya asal Majene, yang hingga kini belum diketahui nasibnya. Meski Gubernur Sulawesi Barat belum lama ini sempat berkunjung ke Sabah .
Sayang Konjen Republik Indonesia (KJRI) Sabah di Kota Kinabalu, Krishna Djelani, yang dikonfirmasi peristiwa adanya penembakan WNI oleh terduga Kelompok Bersenjata Abu Sayyab, lewat WhatsApp, Jumat (7/12) pukul 21.07 WITA, belum ada jawaban.
Namun, sumber JNN di Kota Kinabalu, daerah (TKP) pengadaan kelompok bersenjata itu, masuk wilayah kerja KJRI Kota Kinabalu. ” Iya pak, mungkin konfirmasi bapak belum terliat beliau (KJRI) ,” kata salah satu staf konsuler di Kota Kinabalu yang minta namanya tidak disebut dalam berita ini.
Kronologis
Namun ia merinci kronologis kejadian , sebelum kelompok itu mendekati dengan menggunakan speedboat berkelajuan tinggi itu diketahui sehingga kru kapal mengambi penyelamatan awal mengunci pintu dan bersembunyi dalam kapal.
Tapi diantara pelaku kemudian menembak kapal dan mengenai Didy Saviadi, kapten kapal. Namun begitu meliat Kaptennya tertembak,
mereka (balas) dengan pistol suar. ” Meski hanya satu kali penembakan dengan pistol suar , para perompak itu kabur dengan speedboat yang melaju ” lapor kontributor JNN setelah lebih awal mendapatkan kebenaran dari Ibu pejabat polisi setempat.
Meski pihak Police belum belum bisa merinci detail kejadian ini. Namun diakui kejadian serupa dalam otoritasnya pernah terjadi penculikan 11 September 2018, dimana 2 nelayan WNI ( asal Majene Sulawesi Barat) yang bekerja dengan kapal berbendera Sabah Malaysia ‘Dwi Jaya 1’ yang juga terduga diculik kelompok Abu Sayyaf di perairan Semporna Sabah. Meski pihak penculik belum pernah menginformasikan keberadaan dua nelayan. Tapi, pernah menghubungi pihak keluarga sandera dan meminta uang tebusan pembebasan sebesar 4 juta Ringgit Malaysia.(CA/JNN/NAS)