MAKASSAR — Tim Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar diingatkan tidak “mempelintir” pernyataan Makole Baebunta Hj Andi Masita Kampasu.
Pasalnya, Makole Baebunta tak pernah menyampaikan pernyataan bantahan dukungan ke Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka). Melainkan, hanya menyebut netral kapasitasnya sebagai pemangku adat. Bukan membantah.
Penegasan tersebut disampaikan Dewan Adat 12 Kedatuan Luwu, Andi Sarma Handayang setelah berkoordinasi dengan Makole Baebunta Andi Masita Kampasu.
“Perlu diluruskan itu kalau beliau membantah mendukung. Yang disampaikan itu netral kapasitasnya sebagai pemangku adat. Tapi secara pribadi, beliau tentu punya sikap di Pilgub,” tegas Andi Sarma Handayang.
Menurut dia, jika dimaknai pernyataan Makole Baebunta yang mendoakan IYL di Pilgub Sulsel, maka itu lebih dari cukup untuk menggambarkan sikapnya secara pribadi.
“Kata mendoakan itu lebih tinggi dari mendukung. Ditambah lagi bersedia menerima. Jadi silahkan artikan sendiri. Cuma memang secara simbol adat, tentu posisinya netral. Tapi bukan membantah mendukung IYL-Cakka,” tambahnya.
Seperti diberitakan, saat menerima Ichsan, Makole Baebunta menerima secara adat. Ia turut memberi penekanan dalam sambutan, seperti mendoakan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar.
“Jadi sekali lagi, simbol Kedatuan itu harus netral dan bisa menerima siapapun kandidat yang Ingin bersilaturahmi. Tapi sekali lagi, para pemangku adat itu punya pilihan secara personal dan tak perlu di publish. Cukup kita maknai saja saat ketemu dengan Pak Ichsan,” tambahnya.
Makole Baebunta, Andi Masita Kampasu yang dihubungi via ponselnya mengatakan, juga mengaku tak pernah membantah. Meski demikian, empat pasangan yang bertarung di pilgub Sulsel adalah putra- putra terbaik. Sebagai pemangku adat, merupakan kewajiban baginya untuk mendoakan dan memberi restu.
“Semua kita dukung untuk bersaing. Pak IYL datang ke kediaman saya tentu saya terima dengan baik dan dijemput sesuai dengan adat istiadat,” kata mantan Kadis Pendidikan Luwu Utara ini. (*)