BOGOR — Aksi oknum yang mengaku wartawan di Kabupaten Bogor berinisial “JS” lagi-lagi mencoreng institusi jurnalis.
Betapa tidak, oknum itu bukannya mencari informasi yang diharapkan publik berdasarkan tuntutan UU-40/1999 tentang Pers, tapi sebaik menggali berita bagaimana membawa keuntungan pribadi dengan modus pementasan terhadap kepala sekolah (KEPSEK) yang belum bisa membedakan mana wartawan Abal-abal dan wartawan yang sebenarnya.
Dilansir, Megapolitanpos.com, Kamis kemarin, yang kembali dilaporkan kontributor Join News Network (JNN) Jumat (16/11) petang tadi oknum JS menawarkan kepada Kepsek SD Negeri Cinyosog 01, sanggub menyetop pemberitaan megapolitanpos.com. Tapi, ada syarat sejumlah uang harus diberikan kepada dirinya.
Rayuan penawaran tadi disanggupi Pihak Sekolah SD tersebut. Tapi, permintaan itu dipenuhi, pihak sekolah SD Negeri Cinyosog 01 tersadar – bahwa mereka menjadi korban penipuan dan pemerasan lalu Kepala Sekolah SD Negeri Cinyosog 01 melalui Pak Agus mencoba menghubungi wartawan megapolitanpos.com guna mengklarifikasi kejadian yang mereka alami.
Setelah pihak sekolah konfirmasi dengan kedatangan oknum mengaku wartawan dan dekat dengan redaksi sehingga penyetop pemberitaan dengan muda dilakukan. “Selain uang untuk dirinya dia (oknum itu) juga meminta uang untuk Megapolitanpos. com,” sebut Agus yang mewakili sekolahnya saat konfirmasi dengan redaksi Megapolitanpos.com.
Dengan ngombalnya demi mendapat kepercayaan kepada calon korban peras itu berdalil. “Dia sampai bilang, iris kuping saya kalau saya tidak bisa menyetop berita megapolitanpos.com, ya akhirnya uang itu kami berikan,” ujar Agus.
Agus semakin terkejut saat redaksi megapolitanpos.com menyebut oknum JS, sama sekali tidak dikenal baik di Redaksional maupun di manajemen perusahan. “Kami semakin sadar, bila mereka (pihak sekolah) sudah jadi korban pemerasan, ” aku Agus, seraya mengatakan,”Artinya kami ditipu dan pantas sejak meninggalkan sekolah hpnya sulit dihubungi”.
Pihak SD Negeri Cinyosog 01 hanya bisa membuat laporan penipuan ini ke Polsek Cileungsi, yang dipimpin Kompol Asep Fajar. Kapolsek juga menyampaikan harapanya agar pihak sekolah (publik) sebelum jadi korban penipuan atau pemerasan bisa membedakan mana wartawan yang abal-abal dan mana wartawan yang sebenarnya.
Baik Kepsek, dan instansi BUMN, dan pengusaha untuk tidak cepat telarut dengan penampilan seseorang sebagai wartawan, LSM, Pengacara, Petugas lainnya. “Teliti sebelum membeli sesuatu barang”.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan masih ada juga oknum tertentu yang sudah mengantongi ID CARD pers hanya karena mental oknum itu tidak sesuai lagi profesi sehingga perbuatan merusak citra pers masih juga terdengar. (JNN/NAS)