MAKASSAR — Ketimpangan ekonomi di Sulsel semakin melebar dalam beberapa tahun terakhir.
Hal itu terekam dalam data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Sulsel yang diukur oleh gini ratio menembus 0,429.
Gini ratio Sulsel melampaui angka nasional sebesar 0,391 dan tercatat yang kedua tertinggi di Indonesia.
Ketua Departemen Pemenangan Pemilu Wilayah Sulawesi DPP Golkar, Muhammad Yasir, mengungkapkan mengatasi ketimpangan ekonomi dan menekan angka kemiskinan merupakan tugas sekaligus tantangan gubernur baru di Sulsel.
Dari sederet kandidat, harus diakui hanya pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) yang menawarkan solusi tepat atas problematika klasik itu.
“Sulsel Baru dengan gerakan membangun kampung dan menata kota adalah solusi tepat dan terbaik. NH-Aziz merancang desa dan kota tumbuh seiring dan saling menopang. Saya sangat yakin itu bisa direalisasikan mengingat mereka merupakan tokoh nasional yang punya jaringan luas, ditambah lagi dengan dukungan masyarakat,” kata Yasir, saat dihubungi Senin (15/1/2018).
Tingginya gini ratio merujuk data BPS mengindikasikan besarnya ketimpangan pendapatan atau ekonomi masyarakat. Orang kaya semakin kaya raya dan orang miskin semakin melarat.
Bila dibiarkan, situasi tersebut sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat. Berpotensi timbul kecemburuan yang berujung pada konflik sosial.
“Itulah mengapa Sulsel butuh sosok pemimpin yang paham betul ekonomi kerakyatan.” ujarnya.
NH-Aziz dengan konsep trikarya pembangunan telah merancang berbagai program berbasis infrastruktur, ekonomi kerakyatan dan kearifan lokal.
Segelintir program NH-Aziz yang sangat dinanti ialah pendidikan dan fasilitas sekolah gratis, layanan kesehatan gratis berbasis KTP, kredit kesejahteraan tanpa bunga dan agunan, program rumah Quran dan berbagai program pro-rakyat lainnya.
Sementara itu, NH menyampaikan tingginya ketimpangan ekonomi dan pembangunan antara desa dan kota merupakan kegelisahan seluruh masyarakat. Bila diberikan amanah menjadi gubernur, ia berjanji akan memangkas kesenjangan tersebut.
Untuk itulah, kata dia, Sulsel Baru hadir guna menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan alias pembangunan yang merata.
Dalam berbagai kunjungannya ke pelosok daerah di Sulsel, NH mengaku melihat langsung betapa besarnya ketimpangan ekonomi dan pembangunan.
Ketidakadilan itu menjadi salah satu penggugah dirinya memutuskan maju pada Pilgub Sulsel 2018. Bersama Aziz Qahhar Mudzakkar, ia telah berkomitmen mengabdi membangun kampung dan menata kota demi Sulsel Baru yang lebih cerah.
Komitmen dan visi NH pun selaras dengan Aziz yang siap mengedepankan ekonomi kerakyatan sebagai salah satu pilar pembangunan.
Gerakan membangun di kampung dan konsep ekonomi kerakyatan telah melalui kajian panjang. Toh, ekonomi kerakyatan adalah antitesa dari sistem kapitalis dan neoliberalis yang selama ini telah menggerogoti nasib masyarakat Indonesia, termasuk Sulsel.(*)